Kunci jawaban kelas 4 Semester II IPAS kurikulum merdeka - Masyarakat di Daerahku

Kunci jawaban kelas 4 Semester II IPAS kurikulum merdeka - Masyarakat di Daerahku 

Kerjakan aktivitas berikut secara berkelompok!


  1. Bersama teman sebangkumu, amatilah produk khas atau oleh-oleh apa yang ada di daerah tempat tinggalmu!

  2. Kemudian lakukan wawancara atau mencari melalui buku dan internet untuk mengetahui informasi mengenai pertanyaan-pertanyaan berikut!

    1. Apa bahan yang digunakan dalam produk tersebut?

    2. Bagaimanakah cara bahan tersebut didapatkan? Berasal dari kekayaan alam daerahmu atau berasal dari daerah lainnya?

    3. Bagaimanakah cara pengolahan bahan tersebut hingga menjadi produk?

  3. Presentasikan hasil kerja kelompokmu di depan kelas!

Jawab: Kebijaksanaan guru.


Uji Kemampuan


Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!

  1. Sebutkan hasil kekayaan alam Indonesia hasil pertanian!

    Jawab: Hasil kekayaan alam Indonesia hasil pertanian di antaranya padi atau beras, jagung, ubi, kayu, kedelai, dan kacang tanah.

  2. Tuliskan ragam jenis biji kopi yang ada di Indonesia!

    Jawab: Indonesia memiliki beragam jenis biji kopi. Ada kopi Aceh Gayo, kopi Toraja, kopi Papua Wamena, kopi Kintamani Bali, kopi Flores Bajawa, kopi Java Ijen Raung, kopi Liberika Rangsang Meranti Riau, dan lainnya.

  3. Sebutkan beberapa jenis kayu kekayaan alam Indonesia!

    Jawab: Beberapa jenis kayu kekayaan alam Indonesia yaitu kayu keruing, kayu meranti, kayu damar, kayu jati, kayu cendana, kayu akasia, dan kayu rasamala.

  4. Apa yang dimaksud kekayaan alam potensial?

    Jawab: Kekayaan alam potensial adalah kekayaan alam yang masih berada di tempat aslinya.

  5. Uraikan yang kamu ketahui tentang sumber daya hayati dan berikan contohnya!

Jawab: Sumber daya hayati adalah kekayaan alam yang berbentuk makhluk hidup. Contoh sumber daya hayati adalah hewan dan tumbuhan.


C. Masyarakat di Daerahku

Tahukah kamu jika perkembangan dan kekayaan alam di suatu daerah juga memengaruhi jenis mata pencarian penduduknya? Contohnya daerah pesisir pantai, akan banyak penduduk daerah tersebut bermata pencarian sebagai nelayan. Begitu juga dengan daerah dataran rendah, sebagian besar masyarakatnya akan bermata pencarian sebagai petani. Bahkan perkembangan dan kekayaan alam di suatu daerah membuat orang dari daerah lain datang untuk mencari pekerjaan atau ditugaskan di daerah tersebut. Orang yang datang bisa jadi berasal dari tempat yang jauh.

Setiap pendatang yang datang pada sebuah daerah tentunya akan membawa serta bahasa dan budaya asalnya. Bisakah kamu membayangkan jika orang dari bermacam-macam daerah datang dan menetap pada daerah yang sama untuk waktu yang lama?

Perkembangan suatu daerah, ternyata juga memengaruhi kehidupan masyarakat. Mata pencarian penduduk dapat berubah seiring perkembangan daerahnya. Misalnya, daerah yang dahulu lahan pertanian atau perkebunan lalu berkembang menjadi kawasan industri. Maka umumnya sebagian penduduknya akan berganti profesi, dari petani menjadi karyawan pabrik.

Perkembangan dan pembangunan daerah juga membuat adanya kesempatan membuka usaha baru. Usaha yang dilakukan dapat menjual produk, seperti membuka toko, warung, restoran, dan kafe, atau dapat juga menyediakan jasa, seperti jasa transportasi, penginapan, dan juga pemandu wisata. Selain itu, perkembangan daerah juga memengaruhi perilaku masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari cara berbicara, gaya berpakaian, dan gaya hidup yang berubah.

Tahukah kamu, makin banyak pendatang yang masuk dalam suatu daerah, dapat menyebabkan perkembangan daerah menjadi lebih cepat? Ketika perkembangan sebuah daerah mengalami kenaikan, maka akan muncul istilah akulturasi. Apa itu akulturasi? Istilah akulturasi berasal dari bahasa Latin acculturate yang artinya tumbuh dan

berkembang bersama. Akulturasi adalah proses budaya dalam suatu masyarakat yang dimodifikasi dengan budaya lain.

Terjadinya proses akulturasi diakibatkan oleh aktivitas kontak sosial dengan budaya lain yang berdampak pada munculnya proses akulturasi. Secara lebih luas, akulturasi adalah proses adaptasi kebudayaan dengan tetap mempertahankan

kebudayaan lama. Proses ini tidak berjalan secara tunggal, melainkan terjadi secara dinamis.

Gambar akulturasi budaya.

Proses akulturasi seperti sebuah mangkuk salad. Di dalam mangkuk itu berisikan berbagai jenis bahan makanan yang masing-masing tetap sendiri tetapi bercampur dan meningkatkan posisi satu sama lain. Biasanya, akulturasi kebudayaan terjadi karena unsur budaya yang baru dinilai memberikan manfaat bagi kehidupan suatu masyarakat. Proses akulturasi mencakup berbagai aspek kehidupan seperti bahasa, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

Akulturasi bisa terjadi melalui kontak budaya yang bentuknya bermacam-macam, misalnya pada seluruh lapisan masyarakat, sebagian, atau bahkan antarindividu dari dua kelompok berbeda. Ada sejumlah faktor pendorong terjadinya akulturasi. Di antaranya seperti sistem pendidikan formal yang maju, sikap menghargai, toleransi terhadap kebudayaan lain, sistem terbuka di masyarakat, penduduk yang heterogen, adanya orientasi ke depan, dan masih banyak lagi. Namun ada juga faktor-faktor yang menghambat akulturasi seperti perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat, sikap tradisional masyarakat, kurang hubungan dengan kelompok lain, adat atau kebiasaan, dan lain-lain.

Ada beragam contoh akulturasi yang bisa ditemukan di Indonesia. Misalnya seni wayang yang merupakan perpaduan kesenian Jawa dengan cerita dari India, seperti cerita Mahabharata. Atau budaya campuran adat Betawi dan Tiongkok yang menjadi kesenian seperti tari Cokek atau Lenong. Contoh selanjutnya yaitu Masjid Menara Kudus yang memiliki arsitektur kebudayaan Hindu dan Jawa, atau berbagai bangunan peribadatan lainnya.

Selain menyebabkan akulturasi, ternyata perkembangan daerah juga menimbulkan asimilasi. Apa itu asimilasi? Akulturasi dan asimilasi merupakan suatu proses yang terpisah. Asimilasi adalah suatu proses penggabungan dua kebudayaan berbeda menjadi kebudayaan baru. Proses ini juga dapat diartikan sebagai peleburan budaya dengan menghilangkan budaya asli menjadi suatu budaya baru yang lebih dominan.

Dalam menyikapi akulturasi dan asimilasi, sebagai masyarakat Indonesia yang baik, kita tidak boleh bersifat rasis dan diskriminatif terhadap masyarakat pendatang. Masyarakat pendatang juga sesama manusia dan warga negara Indonesia. Kita harus menerima perbedaan yang mungkin terjadi serta hidup saling berdampingan dengan masyarakat dari daerah lain, selama tidak melanggar peraturan negara dan agama.

Sebaliknya, jika kita sebagai masyarakat pendatang, kita juga harus bisa menyesuaikan diri dengan budaya dan adat-istiadat dari daerah yang sedang kita tinggali. Sesuai dengan kata pepatah “Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung”. Dengan bersikap sopan dan santun, serta menghormati budaya dan tata krama di daerah yang berbeda dari asal kita. Kita bisa hidup sebagai masyarakat yang damai dan terhindar dari konflik yang tidak perlu.

Apakah kamu suka makan soto dan bakso? Soto dan bakso merupakan dua makanan yang berbeda, namun memiliki kesamaan yaitu dihidangkan dengan kuah hangat dan bercita rasa gurih. Soto dan bakso banyak ditemuan di pedagang pinggir jalan, maupun restoran. Di beberapa daerah, soto dan bakso bahkan menjadi makanan khas daerah tersebut seperti soto lamongan dan bakso malang.

Tapi ternyata, kedua masakan itu sedikit banyak

juga memiliki pengaruh dari masyarakat pendatang di zaman dulu. Misalnya bakso, di percaya dari kata

Gambar soto lamongan.

bak-so dalam dialek tionghoa Hokkien, yang berarti daging giling. Konon katanya bakso dibawa dari daerah Fujian di Cina pada masa Dinasti Ming oleh para pedagang Tionghoa di Indonesia. Kata “bak” sendiri berarti daging, dan banyak ditemukan sebagai nama makanan lain seperti bakmi, bakpao, dan sebagainya.

Berbeda dengan soto, meski konon juga pengaruh Tionghoa, namun olahan nasi dengan sup yang kaya rempah tidak dikenal oleh masyarakat Hokkien. Artinya, soto mungkin produk asli di Indonesia yang kemudian menyesuaikan diri dengan selera masyarakat lokal di berbagai daerah. Kedua hal tersebut merupakan contoh akulturasi. Akulturasi adalah proses perpaduan antara dua kebudayaan atau lebih sehingga melahirkan bentuk kebudayaan baru oleh suatu kelompok masyarakat tanpa menghilangkan ciri khas kebudayaan masyarakat itu sendiri.

Pada soto lamongan misalnya, ditambahkan bihun dan bubuk koya dari udang goreng dan bawang putih. Lamongan merupakan daerah pesisir yang dekat dengan laut. Berbeda dengan soto boyolali yang berkuah lebih bening dan menggunakan daun bawang dan bawang goreng, hal ini karena Boyolali merupakan daerah dataran tinggi sehingga kaya hasil perkebunan.

Akulturasi terjadi karena pertemuan dua masyarakat dengan dua budaya yang berbeda. Bagi Indonesia yang

kaya akan budaya, akulturasi merupaka proses yang tidak terelakkan, dan merupakan anugerah karena dapat menambah ragam budaya nasional.

Gambar soto boyolali.

Jika kita melihat perbedayaannya, akulturasi tidak membutuhkan penerimaan dari luar kelompok, sedangkan asimilasi memerlukan penerimaan karena merupakan suatu budaya baru atas peleburan dari dua kebudayaan lama. Asimilasi membutuhkan orientasi positif terhadap luar

kelompok. Secara lebih lanjut, asimilasi juga membutuhkan adanya identifikasi dengan kelompok luar. Contoh asimilasi dapat dilihat dalam penggunaan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari, misalnya anak muda yang kerap menggunakan kata "sorry" daripada "maaf".

Posting Komentar untuk "Kunci jawaban kelas 4 Semester II IPAS kurikulum merdeka - Masyarakat di Daerahku"