KISAH MISTERI- LEWEUNG SAREBU LELEMBUT - PART 4

KISAH MISTERI- LEWEUNG SAREBU LELEMBUT - PART 4

Sementara itu di sisi lain Angin Malam ini tidak seperti biasanya jauh lebih kencang menerpas sebuah rumah yang hampir saja rubuh pohon-pohon di sekitar dan tanaman itu ikut bergerak memberikan pertanda marabahaya yang sedang menimpa keluarga pemilik rumah beberapa warga Kampung dan sesepuh masih berusaha mencari keberadaan Rara namun belum menemukan petunjuk pasti serempak dengan kabar banyaknya anak-anak seusia Rara bersamaan hilang dari beberapa Kampung tetangga yang kini kabarnya Sudah sampai di telinga para warga dari arah barat tidak biasanya Angin Malam ini kencang sekali Apa mungkin ini pertanda pada keadaan Rara hanya ucapan itu yang terlontar malam ini dari sesepuh Kampung sudah melakukan berbagai cara lain dalam pencarian itu termasuk cara ritual 

KISAH MISTERI- LEWEUNG SAREBU LELEMBUT - PART 4

yang mereka anggap pemberian dari orang tua mereka sebelumnya namun selalu nihil tanpa hasil terlebih rasa iba dari para warga kampung pada keluarga maenda dan Jaka ditambah tidak ingin selanjutnya anak merekalah yang menjadi sasaran juga tidak lepas pertanyaan besar mereka menjadi satu kemana Mimin dan karta yang belum sama sekali datang padahal anak yang hilang itu adalah darah dagingnya mereka sementara itu suara pintu rumah maenda terdengar berusaha jadi kunci oleh Gamma setelah memperhatikan keadaan di luar dengan gelap malam semakin pekat dan suara angin yang semakin kencang jangan sampai ini pertanda dari Budi dia harus selamat terlalu cepat untuk dia mati bisik hati Gamma pandangannya lurus melihat ke arah Kulon dimana Leuweung sasar berada walaupun dalam hatinya tetap yakin meong Hideung akan bersama Budi sesuai yang diperintah agama sebelumnya [Musik] dua tubuh perempuan tua dan lelaki lebih tua dari Gama baru saja dengan susah payah agama baringkan di dalam sebuah kamar Gamma meyakini kamar ini biasa ditempati Rara dengan banyaknya buku-buku pelajaran sekolah yang tersusun rapi di sebuah kamar yang seharusnya tidak layak ditempati kedua mata maendah masih terlelap tubuhnya sangat lemas setelah dirasuki oleh sosok dari Leuweung sasar namun Gama merasakan sesuatu yang aneh ketika memperhatikan kearah 


matanya serempak dengan gerakan mulut maendah yang perlahan terbuka teman kamu akan mati malam ini juga Di ruang sasar ucap Maeda sangat pelan gelang gengge dalam saku celana Gama segera dikeluarkan dengan cepat karena yakin ada sosok lain yang masuk kembali ke tubuh maenda tiba-tiba kedua mata maendah melotot sekuat tenaga melihat Kak ragama namun kembali tertutup saat Gama menempelkan gelang genggeng itu ke belakang kepala maenda Bahaya kalau tidak cepat sadar aku harus pastikan keadaan bully juga ucapkah Mas sambil mengeluarkan satu botol kecil berisikan wanginya yang ia bawa sejak sore tadi dengan cepat uang yang itu diusapkannya ke arah lubang hidung maenda dan Jaka membuat tubuh mereka Langsung bergetar hebat sambil Gama terus membacakan amalan dalam hatinya Tenanglah jangan dulu berbicara atur nafas Emak agar tidak sesak ucap Gama sambil berusaha mengangkat kepala Ma Endah agar berada tepat di Atas Bantal Pak Gamma apa yang terjadi ucap Jaka tiba-tiba baru saja tersadar tangannya masih berada tepat di bagian dada mungkin ini agama bisa jadi petunjuk malam itu tersisa benda ini sejak Rara pergi dari rumah sahut Ma Endah sambil tangannya bergerak menuju saku baju yang ia kenakan seketika keluarlah satu benda yang langsung Gamat terima pecahan kemenyan hitam misi Gamma dalam hatinya terasa tangannya tiba-tiba panas Jaka bahkan terlihat kaget ketika baru pertama mendengar perkataan Mak Endah barusan hanya 


melihat ke arah Gama yang sedang melihatnya tajam dan merasakan panas yang luar biasa sehingga dengan cepat ia masukkan ke dalam saku celana bersama gelang gengge membuat pecahan kemenyan hitam itu ketika meredam panasnya baik Mak Ini jalan ikhtiar saja kalaupun ia dari benda ini ada petunjuk Semoga mempermudah semuanya untuk menemukan keberadaan Rara ucap Gama sambil membantu Jaka yang segera ingin berdiri dari posisi tidur terlentang yaitu baru saja Jaka akan membuka mulutnya untuk berbicara tiba-tiba ia dan gamma mendengar suara motor yang baru saja berhenti di depan rumah Budi tidak mungkin sudah kembali ucap Gama Kang Kang ini Dadang suara kencang itu namun tiba-tiba hilang begitu saja malah berganti dengan suara orang yang terjatuh tepat dari Arab pintu depan pintu suara Dadang itu membantu di rumah orang tua kandungnya Rara ucap Jaka memaksakan tubuhnya yang berangsur pulih untuk berjalan namun anehnya mah Enda hanya mengeluarkan air mata setelah mendengar nama Rara manakala pintu rumah terbuka lelaki dengan mengenakan jaket kulit itu sudah tergeletak dengan berusaha payah membuka jaketnya sambil menahan sakit [Musik] kesakitan sudah berjuang setengah mati membawa kabar yang terjadi di rumah Mimin 


dan karta ketika agama dan Jaka membantu untuk membuka jaketnya dan membangunkan tubuh Dadang mereka berdua langsung terkejut dengan luka yang mendarat di punggung Dadang darah masih keluar dari bekas luka itu Mimin dan karta gila Kang Jaka mereka mungkin menebalkan Rara pada sosok gaib saya saksinya Mendengar pembicaraan mereka barusan dan saya akan diabisi mereka berdua Tolong saya ucap Dadang ketakutan dengan keringat yang terus mengalir di wajahnya Gama langsung mengobati luka dari punggung Dadang hal itu disaksikan jelas oleh maenda membuat dirinya semakin bersalah setelah barusan mendengarkan segala penjelasan Jaka yang terjadi di rumah Mimin nanti usapkan saja Air ini ke punggung Dadang dan wajah Emak saya harus pinjam dulu motor Dadang harus susul Budi terlebih dahulu saya pasti balik lagi semuanya akan saya pastikan sebelum berangkat termasuk tidak akan ada lagi sosok itu kembali dan semoga ini petunjuk untuk menemukan Rara ucap Gama semakin cemas akan keadaan Budi malam ini apalagi luka di tubuh Dadang sudah bisa agama pastikan berasal dari sosok yang sama sebelumnya sudah merasuki tubuh Legenda orang itu sakti bisa datang dan pergi dengan aneh Pak saya lihat dengan mata kepala saya sesajen juga sudah sering Mimin dan karta lakukan mungkin itu untuk kehendakilah mereka tegas sekali jawab Dadang langsung memberikan kunci motornya kepada Gama Jaka hanya mengangguk sambil mengikuti langkah agama yang tergesa-gesa keluar rumah pandangan Gamat cukup tenang tidak ada lagi sosok-sosok dari lobang sasar walaupun suasana rumah menjadi sangat mencekam malam ini Dadang dan Emak mungkin akan sedikit sulit untuk pulih tidak seperti menjaga sisa air di dalam suruh Mereka minum juga ya memang saya pamit dulu tidak akan lama kembali lagi ucapkan langsung menaiki motor Dadan sakit teriakan suara Dadang sudah terdengar kembali membuat Jaka segera memasuki rumahnya namun tidak Gama 


pedulikan lagi karena ia tahu itu reaksi dari air yang membersihkan lukanya terlebih dahulu malah sangat menghormati Bagaimana perjuangan Dadang bisa sampai ke rumah Jaka dengan membawa pesan yang teramat penting Di Bawah Langit Malam yang pekat dan waktu terus bergerak kini Laju kendaraan roda dua yang Gama kendarai melesat ke arah barat dimana lowong sasar berada khawatirnya kepada Budi semakin besar apalagi ia sangat paham apa saja bisa Budi lakukan di tanah kelahirannya dari siapa bantuan itu akan hadir Lawang sasar pasti berbeda pada saat buah Amar yang menjaganya bisik hati Gamma kembali teringat perkataan Kidul segala petunjuk yang menjadi benang merah untuk Gamat terus ia rangkai dalam pikirannya benda kemenyan hitam yang ia yakini adalah undangan dari sosok Leuweung sasar hadir ke rumah Rara perlahan bisa ia pastikan apalagi benda itu sudah berada di dalam saku celananya saat ini tidak banyak waktu harus segera ditemukan Rara sudah jelas semuanya ucap Gama tidak akan lama sampai karena sudah terlihat jembatan besar dan aliran sungai membuatnya langsung menarik nafas cukup dalam dan membuangnya secara perlahan tidak ingin hal buruk terjadi pada Budi baru saja kendaraan roda dua melewati Tugu nama yang sudah hampir tidak terbaca bertuliskan Kampung Wetan tilas saja membuat gambar semakin cepat menarik gas 


motornya ada yang aneh tidak biasanya ucap Gama perlahan setelah menemukan tempat untuk menyimpan motor angin yang berhembus dari ujung Kampung tepatnya berada pintu masuk menuju Leuweung sasar itu membawa seperti pertanda yang Gama rasakan membuatnya langsung berjalan tergesa-gesa melalui samping kampung jangan sampai Budi ucap Gama sudah dibasahi keringat dalam tubuhnya bahkan Gamma merasa aneh ada beberapa warga yang berkumpul cukup banyak tidak seperti cerita Budi kepadanya jika malam datang warga Kampung tidak ada berani yang keluar dari rumah namun malam ini Malas baiknya anak saya hilang anak saya serempak banyak anak hilang kayaknya ucapan-ucapan panik dan ketakutan saja yang Gama dengar dari para warga namun ia memperhitungkan dirinya yang tidak bisa langsung mendekat ke arah mereka apa sama dengan hilangnya Rara ini semakin tidak bisa dibiarkan ucap Gamal Langsung kembali berjalan melalui samping Kampung sudah bertahun-tahun langkahnya kini kembali ke tempat dimana Budi berasal perasaan semakin berkecamuk dalam beban masalah kali ini ia harus bergerak lebih cepat dari biasanya karena tidak ingin kabar kehilangan Rara semakin menyebar luas yakin orang tua Rara akan jadi bulan-bulanan Budi jika benar-benar merekalah dalang utamanya disika 3 Ma langkah kakinya sudah berada 


di ujung Kampung Wetan tilas Jaja dan sedang berjalan menanjak menuju Tanah bekas rumah Budi dahulu kala berdiri anehnya kini angin dari arah lubang sasar berhembus makin kencang seolah menyambut kedatangan Gamma membuat Gamma semakin kebingungan apalagi Ia hanya berjalan seorang diri Astagfirullah ucap Gama melihat seseorang dalam posisi tengkurap bagian wajahnya sudah bersentuhan dengan tanah tanpa bergerak sedikit pun teriakan dari seseorang yang gak mau kenal terdengar jelas membuat dirinya benar-benar kaget dan langsung membalikkan badan Mang Idin ucap gamaheran mengirim tidak langsung berbicara tubuhnya sedikit tertunduk sambil mengatur nafasnya yang masih ngos-ngosan membuat Gamal langsung memperhatikan sekitar sementara Mang ini hanya menganggukkan kepalanya melihat ke arah orang yang tengkurap itu jangan sampai itu Karni kamu jangan dulu masuk ke dalam lubang sasar Gang bahaya untung Amang tidak terlambat barusan Amang sudah dari rumah Jaka semuanya sudah aman pastikan aman ucap Mang Idin tergesa-gesa tapi Mang Budi masih di dalam dan belum kembali ini bahaya jawab Kak Ma namun langsung terdiam ketika Mang Idin dengan perlahan membalikkan tubuh orang yang berada dekat di kakinya itu karena benar ucapan ini ketika melihat wajah Karni masih terlelap namun nafas yang keluar dari lubang hidungnya Masih normal pertanda masih hidup namun Gama cukup kaget ketika melihat dari saku celana Karni mengeluarkan kemenyan hitam kemenyan yang sama sebelumnya maenda berikan kepada Gama dan sekarang berada di dalam saku celananya dengar Gamma ini pesan penting dari Ki duit sudah abaikan dulu apa yang kamu lihat itu Amang dan kamu memahami sesuatu yang sama ucap Mang Idin semakin panik sudah berdiri dari posisi jongkoknya bahkan anehnya membenarkan posisi Karni seperti 


sebelumnya pesan apa Mang dari kidui tanya Gama semakin penasaran di dalam Kampung banyak roh anak-anak yang belum kembali dari dalam Lawang sasar bantu Mereka jangan sampai masuk ke dalam lubang sasar cukup dari sana saja itu lebih penting malam ini bahwa motor Amang pulang temui dudui di rumah Amang biar motor Dadang Amang yang bawa ke rumah Jaka dan Jangan dulu ganggu Budi di dalam doang Biarkan saja nanti dulu yang jelas kan ucap mengirim sangat tegas sambil memberikan kunci motornya Begitu juga dengan Gamma pantas saja angin berhembus beda maksud dari tadi seperti ada orang lain yang mengacau di dalam sana Jawab Karma memandang lurus ke arah lubang sasar cepat sekarang agar anak-anak itu sadar dan biarkan Karni seperti ini saja cepat Gan mungkin juga Budi sedang dibantu seorang di dalam sana bantuan yang selama ini kita tunggu itu perkataan Kidul Dwi ucap Mang Idin kemudian berjalan tergesa-gesa kembali berbalik badan dan berjalan tergesa-gesa untuk memastikan keadaan di dalam Kampung namun tidak membuat Gamma terhenti langkahnya malah ia semakin merasakan ada sesuatu keanehan dari arah Leuweung membuat kakinya kembali berjalan meninggalkan tubuh Karni yang tergeletak begitu saja tangannya sudah memegang gelang gengge apalagi kini sudah satu lurusan dengan pintu masuk Leuweung sasar bantuan siapa Kenapa mereka 


sudah tiba di tempat ini ucap Gama semakin penasaran angin yang semakin kencang sudah berpagama berkali-kali tidak biasanya Gama yang biasanya tenang kini merasakan sesuatu aneh dari arah lubang sasar ada seseorang tidak berwujud ucap Gama perlahan setelah berada sangat dekat dengan pepohonan tinggi yang menjulang kedua matanya masih memperhatikan sekitar nafasnya sudah mulai tenang namun genggaman tangan pada gelang giginya semakin erat perlahan matanya terpejam dengan hatinya membaca sebuah amalan karena baru merasakan sesuatu yang berbeda bukan hanya dari lobang sasar namun hal lain yang ia rasakan roh anak-anak bisik hatinya kaget apalagi sekarang malah ia mendapati seorang lelaki dengan tangannya memegang keris jadi kamu saya tanya merampas Sukma mereka ucap Gama dengan lantang apalagi perkataan Mang idim terbukti langsung di hadapannya merasa bahwa di depannya itu bukanlah sembarang orang Gamma tidak ingin mengambil resiko lebih jauh apalagi ia harus memastikan keadaan Budi dalam genggaman Gamma sudah terdengar dibunyi kan membuat lelaki di hadapannya itu Terkesima namun seperti mengetahui apa yang kamu lakukan hingga kaki kanan Gamma menghentakkan ke tanah sebanyak 3 kali untuk mengundang kedatangan meong Hideung tidak berselang lama pepohonan ikut bergetar bersama angin-angin yang semakin kencang 


kedatangan meong Hideung sudah dirasakan Gamma dan juga lelaki yang kini berhadapan dengannya itu seperti kaget dengan sosok meong Hideung yang datang dengan perawakannya yang sangat besar Sementara itu di sisi lain suara daun-daun yang terkena hembusan angin menjelma sebagai Saksi Bisu menyaksikan pertemuan budi dengan seorang pemilik sarung rusuh ketika Budi dan lelaki yang belum diketahui namanya itu sama-sama mendengar teriakan melengking kencang dari dalam Leuweung sasar Budi sudah menyadari bahwa lelaki itu bukanlah sembarang orang apalagi sarung rusuh yang sudah berkali-kali ia lihat selalu menempel di tubuhnya kini berada tepat di tangan Budi tatapan buas Budi bak binatang yang akan menerkam mangsanya berlawanan dengan lelaki itu yang masih berusaha tenang walaupun kini mereka berdua secara bersamaan sedikit mundur dari tempatnya berdiri daun-daun pohon yang awalnya bergerak terkenang hembusan angin kini semakin berisik mengeluarkan suara seperti akan ada sesuatu yang datang itu yang aku tunggu ucap Budi dalam hatinya semakin curiga bahwa lelaki depannya itu adalah musuhnya yang mengu ndang makhluk yang akan segera tiba itu untuk apa tujuan kamu datang ke tempat ini ucap budi dengan tegas kebalikan dulu sarungku nanti kamu paham sarung itu nggak akan berguna di tanganmu jawab lelaki itu jauh lebih tegas apalagi Budi 


merasakan sesuatu yang sama ketika ia berada dekat dengan Gamma ada yang melindungi lelaki itu yang Budi rasakan ini terlarang tidak ada alasan apapun untuk kamu masuk ke dalam hutan ini ucap Budi berusaha jauh lebih tenang walaupun tatapannya semakin tajam ah Jangan bikin tambah pusing nyawa teman-temanku lebih penting dari aturan hutan ini aku harus cepat mengejar mereka jawab lelaki itu melihat tajam ke arah depan leweng belum sempat membalas ucapan orang itu Budi menyadari kedatangan suatu sosok yang ia rasa sangat berbahaya Awas teriak budi dengan kencang mundur teriak lelaki itu secara bersamaan sebuah cakaran dari makhluk perempuan tanpa busana tiba-tiba muncul begitu saja perawakannya jauh lebih menjijikan dengan hanya mengenakan selendang yang berusaha menutupi bagian payudaranya yang menjulang panjang ini tangkap Uca Budi melemparkan sarung lesunya membuat Budi sangat kaget melihat sosok yang kini berada tidak jauh dari tempatnya berdiri malah sebaliknya lelaki itu tersenyum ketika menangkap lemparan Budi karena Budi merasa bahwa lelaki yang sudah dari tadi berhadapan dengannya itu bukanlah musuhnya sosok perempuan itu menatap tajam ke arah Budi dan lelaki yang bersebelahan dengan Budi sambil memainkan rambutnya dengan wajah pucat yang menyeramkan apalagi dalam mulutnya sudah keluar lendir hitam akan aku 


Habisi kalian berdua beraninya mengganggu tempat ini wewe gombel ucap Budi perlahan ndak salah lagi lelaki itu mengangguk mengiyakan ucapan budi jangan sekarang bisik hati Budi yang kini teringat ucapan Gamma bahwa kedatangannya hanya untuk memastikan tanpa sadar tiba-tiba tendangan kencang mendarat di lengan Budi membuat tubuhnya langsung terjatuh itu adalah perbuatan pria itu Budi sempat bingung namun ia tersadar ternyata serangan itu berbarengan dengan cakaran panjang yang hampir saja mengenai tubuh Budi saya Cahyo harusnya tendangan Saya tidak sesakit cakaran makhluk itu kan Mamang gondrong ucap lelaki bernama Cahyo saya Budi terima kasih Seharusnya kamu tidak memanggilku dengan sebutan itu Cahyo jawab budi dengan kesal Mamang gondrong lebih cocok sosok itu mengincar kamu Mama gondrong salah-salah kau bisa mati minggir ucap cahaya dengan terlihat di bagian tangannya berubah seperti sangat kuat dan hal itu disaksikan Budi langsung bahkan ketika sosok perempuan bernama wewe gombel itu semakin mendekat malah cahaya menarik tubuh Budi untuk segera menjauh padahal Budi masih penasaran pada khodam pelindung yang berada di tubuh Cahyo itu makhluk itu terlalu kuat untuk kita lawan berdua sepertinya ada hal yang lebih penting yang harus kita urus tahan dulu dirimu Mama gondrong ucap cahaya tergesa-gesa berjalan begitu saja diikuti Budi yang masih heran dengan kemampuan Cahyo setidaknya apa yang ia lakukan bisa menyelamatkan dirinya dari perintah agama akan mati Kalian teriak wewe gombel sangat kencang sementara itu Budi dan Cahyo sudah hampir keluar dari ruang sasar dengan rasa penasaran Budi yang menggebu-gebu pada sosok wewe gombel itu dari mana kamu Cahyo berasal tanya Budi tiba-tiba merasakan bahwa orang inilah yang ia nantikan yang bisa membantu permasalahannya saat ini panjang 


ceritanya Mama gondrong jawab cahaya dengan sikap yang berbudi pahami sangatlah jauh berbeda antara langit dan bumi jika dibandingkan dengan Gamma namun Budi merasa ada sesuatu yang jauh lebih besar dan hebat dari dalam dirinya apalagi kini sarung rusuh itu sudah dikenakannya kembali biarkan dulu saja kita nanti kembali ke tempat ini dan akan sama-sama kita Habisi sosok-sosok itu tapi sangat berbahaya kalau mama gondrong sendirian bertemu makhluk itu lagi lanjut Cahyo tiba-tiba berhenti benar Aku tidak menyangka Ada sosok itu di hutan ini akan berbahaya Uca Budi semakin penasaran tiba-tiba sambil pandangannya lurus ke atas kemudian tubuhnya berputar agar suaranya terdengar ke seluruh isi Leleng ketika pohon-pohon besar yang memiliki daun-daun yang lebat itu bergerak seperti menyambut kedatangan satu makhluk bahkan beberapa pohon seperti menerima pijakan binatang yang bergerak sangat cepat di atas hal itu disaksikan oleh Budi dan semakin kebingungan semakin jelas dilihat oleh cahaya dan Budi bahkan untuk Budi tidak menyangka tiba-tiba seekor kera dengan ekor yang sangat panjang sudah berdiri cukup dekat dengan cahaya Woi jangan ngeliatin aja sini bantu ucap Cahyo pada kera yang bernama Kliwon Cahyo dari mana sosok kera itu tanya Budi semakin heran dia teman saya Kliwon Mungkin dia bisa membantu Mama gondrong di hutan ini walaupun sepertinya aku yakin Mama gondrong lebih tahu tentang seluk beluk hutan jawab Cahyo membuat keyakinan Budi bertambah bahwa Kliwon bukanlah sembarang binatang sama halnya meong Hideung ketika bersama Gamma namun Budi masih penasaran pada sosok pelindung Cahyo padahal belum lama bersama namun yakin cahaya mempunyai hal lain di balik tingkahnya yang kadang membuat Budi heran ada waktunya Tunggu saja Mamang gondrong tidak usah penasaran seperti itu seperti mau makan aku hidup-hidup lagian dagingku pahit rasanya jawab Cahyo mengetahui rasa 


penasaran Budi Iya akan aku Habisi siapapun yang mengacau di Tanah Kelahiranku ucap Budi mengeluarkan sifat aslinya membuat Cahyo semakin salut dengan pembelaan Budi pada tanah kelahirannya yang sedang dilanda masalah aku pasti bantu Kliwon akan bersama kamu Mama gondrong Sugi menunggu hari sialnya tiba Tenang saja ucap Cahyo sambil berjalan seperti memahami sesuatu yang terus Budi perhatikan sementara itu seorang lelaki tua baru saja merasa dirinya benar-benar tenang manakala Jejak Langkah masa lalu kilang Samana membuahkan bukti didengar langsung oleh Gama ketika baru saja menerima tamu-tamu yang dianggapnya adalah jawaban atas kecemasan tamu-tamu hebat yang bisa menyelinap diantara hiruk pikuk kehidupan dengan ilmu-ilmu yang luar biasa dan tidak disangka firasat kakek tua itu berubah kenyataan Bagaimana budidaya apa kita tunggu saja Budi harus tahu duduk perkara Basuki dan hilangnya Rara bahkan soal Abah Paklek Bimo dandanan yang sudah berbicara begitu penting kepada kita kek ucap Gama masih menanti Budi kembali nanti juga Budi mungkin punya kejutan dari lorong saat harga Tunggu saja Jawab dulu sambil minum kopi hangat pintu dapur rumah Ki dulu masih terbuka lebar angin malam sudah benar-benar masuk namun belum ada satupun pertanda kedatangan Budi ataupun mandi di kuncinya saling membantu pendekar atau orang-orang hebat termasuk dana mempunyai lelakon yang tidak mudah semakin banyak yang membantu bukan semakin lelah tapi semakin berguna ilmunya ga m itulah hukum hidup yang akan terus berlaku ucap diri tiba-tiba Apa masih banyak kek peninggalan benda-benda kilang Samana tanya Gama semakin penasaran setelah mengetahui cerita sorban yang keluar dari mulut Abah dan pertemuannya dengan dana yang tidak biasa merasa bahwa dirinya tidak sendiri mempunyai kelebihan seperti ini Namun cobaannya memang tidaklah mudah waktu dan perjalanan harus ditebus hal yang 


sama agama kita belajar dari Danan Semoga bisa memberikan kamu pelajaran dan begitu juga kamu keberadanan jejak puluhan tahun bukan Hal mudah sebuah benda hanya segelintir peninggalan kilang sama anak kita lihat ke depannya Seperti apa Bantulah mereka agar mereka juga membantu kita menemukan Rara waktu kita tidak banyak agar kamu mengetahui seluruh kemampuan meong hidden seperti apa Ucapin dulu dengan tenang Gama hanya mengagukan kepalanya memahami semua ucapan kakeknya itu apalagi ini bukan kali pertama ia menjalani perjalanan dalam bentuk masalah seperti ini baru saja agama akan kembali berbicara tiba-tiba terdengar suara motor dari arah depan rumah tidur datang kan beritahu saja Budi kakek perlu istirahat duluan Lagian Budi tidak datang sendiri kali ini ucap kiduli sambil berdiri dari duduknya ucapannya tentu membuat Gama bingung Apalagi hanya terdengar langkah kaki Budi saja Assalamualaikum suara Budi sudah agama dengar jelas namun ia belum memahami ucapan kidudu yang terakhir sebelum masuk ke dalam kamarnya itu Waalaikumsalam masuk Budi baidin berpesan Ada banyak hal yang harus segera aku ketahui termasuk yang sudah aku dengar Jaka Ma Endah dan Dadang dijaga dan dirawat baidin agar kita berdua bisa bergerak leluasa Agam Jawa Budi Budi langsung bersalaman dengan Gama bahkan kepalanya seperti 


biasa langsung menunduk rasa menghargainya dalam bentuk adab begitu tinggi Ia berikan kepada Gama dan tidak pernah berubah sedikitpun bahkan bukannya aku lancar sepertinya habis banyak orang yang datang ke rumah ini aku bisa melihat dari banyaknya langka dan sisa-sisa kedatangan mereka ucap bully tiba-tiba tetap dengan kepalanya yang menunduk beberapa tamu penting yang luar biasa Bud bala bantuan sudah tiba waktunya menyelamatkan Rara tidak banyak lagi tadi ada masdanan Dan Abah yang berkunjung dengan Pak Lek Bimo yang sudah berkenalan denganku semuanya ada kaitannya Bun jawab Gamma berusaha tenang bahkan menutup pintu dengan perlahan setelah menepuk pundak putih perkenalan aku juga mengalami hal yang sama orang yang hampir sama dengan kamu gam bernama Cahyo di dalam Lawang sasar dengan kekuatannya yang luar biasa juga apa ini ada kaitannya dengan Rara dan lowong sasar harus kembali seperti semula jawab Budi sambil mengeluarkan rokoknya drama tetap saja mencari Siapa yang bersama Budi kali ini karena ia merasakan juga sesuatu yang berbeda sejak Budi pulang dari lobang sasar Cahyo jangan bilang itu masih saudara masdanan yang aku temukan di ruang sasar juga Bud jawab tapi sebelum itu itu Karni ada yang merubah posisinya Ketika aku keluar dari ruang sasar Bahkan aku menemukan ini di satu jaketnya ucap Budi langsung mengeluarkan kemenyan hitam begitu juga dengan Gamma langsung mengeluarkan kemenyan hitam yang ia terima Endah ini dari rumah mak Endah yang langsung memberikannya ucap Gama dengan perlahan menyimpan benda yang sama di atas meja sama karnisialan harusnya sudah aku kirim Dia 


bersama azal bisa jadi orang sialan itu awal mula masalah sebelum keluar nama Basuki dan wewe gombel di dalam lubang sangat kesal jangan gegabah kita tidak bergerak hanya berdua sekarang Mas Danan akan membantu bersama Abah dan Pak Lek Bimo begitu juga aku yakin Cahyo bagian dari mereka yang kamu sebutkan tadi Bud ucap Gama berusaha menenangkan Budi yang terlihat sudah melalui beberapa hal sulit setelah kembali ke tanah kelahirannya itu membuat Budi langsung terdiam hisapan rokoknya sudah tidak tenang padahal banyak hal yang harus disampaikan kepada Gama bala bantuan Kliwon seharusnya kera ekor panjang itu mengetahui dengan mudah isi lawangsasar dan keberadaan Rara juga tempat dimana Basuki berada ucap budi tiba-tiba dengan pandangan kosongnya apalagi Kama kini melihat meong Hideung tiba-tiba berjalan terbincang-bincang ke arahnya dari dalam rumah anehnya langsung menatap tajam ke arah Budi dan hal itu juga disadari Budi Budi siapa Kliwon semakin penasaran merasa bahwa nama itu yang sudah bersama Budi karena tatapan meong Hideung dan ucapan sasar bahkan orang itu bisa memerintah dengan konyolnya walaupun aku sedikit heran masih ada sosok yang bersamanya seperti meong hidung dengan kamu jawab Budi perlahan bersamaan dengan meong Hideung berjalan terbincang-bincang ke arah pintu tiba-tiba Gama mendengar suara 


yang baru pertama kali masuk ke dalam telinganya namun Budi malah menganggukan kepalanya masih ingat dengan suara kedatangan Kliwon tiba-tiba pintu dapur terbuka dengan perlahan membuat meong Hideung berjalan terbincang-bincang keluar dan sudah mendapati seekor kera dengan ekor yang panjang berdiri mereka berdua bertatapan tajam terlebih meong Hideung sudah memancarkan sinar kuning dari matanya itu Kliwon yang Cahyo panggilkan akan membantu kita ucap Budi tiba-tiba namun Kliwon terus saja memberikan pertanda dengan kepala dan ekornya yang terus menuju ke arah barat dimana lowong sasar berada Begitu juga dengan Mayong hidung yang seperti merasakan pertanda itu Rara dalam bahaya Cepat selesaikan bisa mati anak malang itu Gama ucap kiduduki sangat tegas mengguyarkan penglihatan Gama dan Budi pada Kliwon dan meong Hideung sekarang sudah di ujung kesabarannya cepat habis sih sebelum banyak nyawa yang mati Lanjut tidur semakin panik Kliwon dan meong Hideung melihat ke arah Gamma dan Budi secara bersamaan seperti mengerti apa yang akan mereka berdua lakukan di dalam lawangsasar terlebih Budi ingat kembali pada ucapan terakhir Cahyo sebelum berpisah aku pasti bantu Iwan akan bersama kamu Mamang gondrong sekarang Gama ucap tegas diduduki sudah mengetahui bahwa Kliwon bukanlah makhluk sembarangan yang diberikan 


Cahyo kepada Budi menjadi kunci yang akan membawanya masuk ke dalam Leuweung sasar sarebu lembut geus nungguan tunggal tunggal nyawa menjadi iblis yang membawa malapetaka bersambung kebagian Berikutnya [Musik] [Musik] saya pamit wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Terima kasih untuk Mas Bro dan terima kasih teman-teman yang sudah menyimak kisah ini sampai jumpa di bagian berikutnya Alhamdulillah [Musik]

Posting Komentar untuk "KISAH MISTERI- LEWEUNG SAREBU LELEMBUT - PART 4"