KISAH MISTERI - LEWEUNG SAREBU LELEMBUT - PART 7

KISAH MISTERI - LEWEUNG SAREBU LELEMBUT - PART 7

tiba-tiba Kliwon dengan sangat cepat sudah berada di depan Budi dan gamma memandang ke arah mereka berdua memberikan isyarat yang langsung dipahami oleh Gama ini dari kemenangan hitam Bud seharusnya ini sumber kekuatan mereka belum bisa Aku pastikan ucap Gama merasakan getaran tanah sudah kembali normal pertanda meong Hideung tidak menemukan kemana Karni dan wewe gombel itu pergi Ayo cepat Budi aku tahu sesuatu selama Mayong hidung cepat berubah dan aku perintah wewe gombel dan karya akan terus menghindar mereka pasti sudah tahu hal ini dari Basuki ketika bertarung dan aku melihatnya bersama Danan lanjut Gamma setelah mengingat semuanya ketika bersama Danan baik Ayo aku juga paham kan ada waktu yang tepat untuk aku kirim Karni bersama ajalnya itu juga Kliwon sudah bergerak berguna sekali apa yang 


dititipkan cahaya Jawa Budi Jangan tunggu seperti meong Hideung barusan bisa tidur berminggu-minggu kita menghirup asap itu Bu lewat sana sedikit ikuti saja Kliwon ucap Gama sudah merasakan bahwa asap itu hadir bukan tanpa sebab dan pasti ingin menghentikan langkahnya langkah Gamma dan Budi sudah tergesa-gesa mengikuti Kliwon terus saja gelang genggeng yang berada di genggaman tangan Gama semakin panas sudah beberapa kali ingin dia Pejamkan mata untuk melihat apa yang akan terjadi di depan tempat ia berjalan apalagi pepohonan jauh lebih besar dan tanah yang sepertinya tidak banyak diinjak manusia sudah terhambat jelas dari gelap malam ini sudah berbeda sekali kan tidak seperti puluhan tahun lalu ketika Abah mengajak aku pertama kali masuk lebih dalam di lorong ini bocah Budi menambah keinginan Gama untuk memastikan semakin besar Ada apa ini lihat Kliwon malah berhenti tanya Budi heran tunggu dulu 

KISAH MISTERI - LEWEUNG SAREBU LELEMBUT - PART 7

sebentar Bud agar tidak silahkan dan Jangan sampai salah langkah jawab Gamma tidak menyangka Kliwon bahkan bisa mengetahui keinginannya Pasti memang temannya Cahyo ini sangat luar biasa Budi hanya mengagukan kepalanya mengikuti ucapan Gama namun malah kini bayangan Leuweung sasar puluhan tahun ke belakang kembali terputar jelas dalam ingatannya setiap kali bau tanah dan dedaunan itu ia hiruk ingatan sosok-sosok hitam penuh bulu ketika ia masih anak-anak kini tergambar jelas sambil kepalanya terus berputar memastikan sekitar bersamaan dengan Gama yang kini sudah memejamkan matanya kembali seharusnya aman tapi ada yang aneh dengan sosok hitam itu ucap Budi ketika melihat sosok-sosok hitam seperti menuruti sebuah perintah bukan datang menghadang mereka berdua bersama Kliwon melainkan pergi ke arah lebih dalam [Musik] semakin terpejamnya mata Gamma tiba-tiba sebuah sorban mengusap matanya dengan perlahan gambaran itu jelas apa yang sebelumnya terjadi di tempat ini kan Lihat lebih jelas jangan hanya menggunakan mata tapi pakai hati itu Sukma yang tidak bisa kembali sudah menjadi tumbal sebelumnya suara yang terdengar seperti kilang Samana masuk ke dalam telinga Gama baiki Gamma paham bisik hati ketika dalam gelapnya mata terpejam ia melihat jelas sebuah kobakan atau lubang yang cukup besar berisikan air jernih yang dikelilingi 


bebatuan yang cukup banyak perlahan Dalam Gelap itu muncullah anak-anak yang berjalan dengan cara berbaris jalannya sangat pelan dengan tatapan kosong dan wajah yang pucat sini cepat terdengar suara yang sebelumnya pernah gagal mendengar ketika bersama Danan dan Y sedang rangu ketika berbarengan juga bersama meong Hideung itu perlahan beberapa anak-anak yang lebih dari hitungan jari Gama itu satu persatu kepalanya terkena guyuran air yang dilakukan Sugi kemudian dieluskan seperti Lumpur Hitam terus saja memperhatikan dengan jeli segala gambaran yang pernah terjadi itu membuat ia semakin penasaran apa yang selanjutnya akan terjadi anak-anak itu hanya menuruti perintah Suci berjalan ke sebuah tempat galian yang kini banyak sekali kayu-kayu yang sudah lama dibakar sehingga Gamma memastikan semakin jelas melihatnya aku jaga Kamu kan tenang sekeliling Aku pastikan aman bersama Kliwon teruskan saja bisik suara Budi yang terdengar Kemudian beberapa kali terdengar ia bergerak dengan cepat namun tidak membuat mata Gamma 


membuka matanya sudah waktunya kalian menghadap Tuhan kalian kemenyan yang langsung ditariknya dari kobaran api yang semakin menyala tiba-tiba digoreskan oleh tangan Sugi ke arah wajah anak itu satu persatu mereka Hanya berdiam tidak bergerak sedikit pun atau berteriak padahal kemenyan dan panas itu bisa membuat tubuh mereka melepuh untuk itu ternyata kemenyan hitam itu berasal sama dengan apa yang sudah didapatkan dari Karni dan maenda berikan juga kepadaku bisik hati Gamma semakin jelas melihat apa yang selanjutnya akan terjadi setelah kemenyan hitam sampai pada anak terakhir dibalas seorang perempuan dengan rambut yang sangat panjang hanya mengenakan selendang hitam untuk menutupi sebagian tubuhnya bahkan Gamma seperti mengenali anak terakhir itu sudah waktunya silahkan ucap Sugik dengan perlahan manakala Kini Tiba juga lelaki tua lainnya yang baru saja mendekat sudah bersebelahan dengan Sugi Gama langsung mengenali dua lelaki tua itu karena lantas bisik ketiga mah semakin berdiri tidak nyaman disuguhkan pemandangan seperti akan terjadi sebuah ritual kobaran apinya sudah cukup bara-bara di dalamnya sudah siap ucap Karni tiba-tiba setelah memastikan tangannya sendiri tanpa mengenakan alas memegang salah satu bara api itu perempuan yang tiba-tiba melepaskan selendang hitam yang menutupi sebagian tubuhnya itu kini menggantung 


payudara yang menjulang panjang menempel di tubuhnya membuat Gama sontak kaget apalagi ketika perempuan itu berjalan bukan pada anak yang di dekatnya melainkan pada anak di paling ujung membuat Gama semakin mengenali anak itu sementara Sugi dan Karni hanya mengagukan kepalanya berkali-kali akan pilihan tuanya itu itu la perempuan yang kini sudah berubah wujud menjadi wewe gombel melihat keberadaan Gama dan tersenyum menakutkan tidak akan bisa menghentikan apa yang sudah terjadi di sini karena bukan aku yang meminta Para manusia yang memberikannya dengan sukarela sebagai imbalan yang setimpal tiba-tiba dengan cepat wewe gombel itu mampu tubuh Rara berjalan ke arah kobaran api dengan bara-baranya yang semakin terlihat sudah sangat panas sekali dari agama sangat kencang menyaksikan tubuh Rara yang terbakar perlahan sementara wewe gombel itu tertawa dengan sangat kencang diikuti senyum lebar Suzuki dan Karni disusul asap tebal yang tiba-tiba hadir [Musik] 


sambil memegang kedua pundak Gama Gama membuka matanya perlahan keringat di tubuhnya sudah mengalir membasahi pakaian yang digunakannya malam ini sementara angin kencang tiba-tiba hadir kembali di dalam Leuweung sasar bahaya Bud Ayo jalan ke dalam aku tahu sesuatu gambaran barusan jelas sekali ucap Gama sambil mengatur nafasnya yang sudah ngos-ngosan bahkan langsung memastikan gelang Genji berada di dalam saku celananya itu maksudnya Gam aku tidak paham gambaran apa tanya Budi langsung mengikuti langkah agama dan Kliwon yang kini sudah bergerak cepat menaiki pohon-pohon memberikan petunjuk jalan mereka jauh lebih gila ini bukan hanya tentang tumbal saja Bud banyak Sukma anak-anak yang dibawa manusia yang sengaja menyesatkan dirinya di dalam lubang ini jawab Gamma sudah mengetahui menjadi sesuatu semoga saja di dalam sana semuanya kita ketahui termasuk tempat dimana Rara berada lanjut Gama harusnya Karni bertanggung jawab biasa aja cara mereka mati akan jauh lebih mengerikan dari Kapan mereka jawab budi dengan Gejolak kesabarannya yang sudah berada di ujung dan tidak bisa tertahan lagi Gama hanya menepuk pundak Budi berkali-kali selalu percaya apa yang keluar dari mulutnya akan terjadi apalagi menyangkut tanah di mana ia dilahirkan [Musik] suara Kliwon tiba-tiba berhenti cukup jauh dari Gamma dan Budi yang masih berjalan Kliwon memandang ke arah satu tempat di atas pohon besar itu 


pemandangannya bahkan bisa langsung dirasakan oleh Gamma itu Kliwon berhenti di depan Bun ucap Gama semakin berjalan dengan cepat sambil terus membayangkan gambaran sebelumnya yang sudah ia lihat aku mencium bau yang aneh ini sudah semakin larut angin bergerak ke arah kita tidak banyak waktunya Gan Jawa Budi seolah kembali merasakan bahwa bangsasar puluhan tahun ke belakang dari kejauhan Gamma sudah melihat mata kuning menyala kepala meong Hideung melirigama seperti ingin menunjukkan sesuatu setelah wewe gombel berhasil lepas dari kejarannya barusan Ternyata apa yang sudah aku lihat Budi hanya menggelengkan kepalanya manakala melihat tempat yang sama sebelumnya sudah agama lihat sialan karena itu ucap Budi langsung berlari kami cukup berdiam diri sejenak sambil membawa karung yang berisikan teman hitam tidak menyenangkan bahwa Gama dan Budi bisa sampai di tempat yang paling rahasia di dalam lewang sasar tahan berhenti triagama baru saja ucapan 


Gamma selesai tiba-tiba tubuh Budi yang sedang berlari kencang mengejar Karni seperti ada yang mendorong tubuhnya cukup kuat secara berlawanan hingga tubuhnya terpental ditahan satu pohon di dekat kobakan air dan tempat kemenyan yang sebelumnya sudah dibawa Karni seketika malah asap kental yang sama keluar manakala kemenyan itu Karni taburkan dengan tergesa-gesa lembut yang hidup di maksud adalah ini ucap Gama sambil membangunkan tubuh perlahan memahami apa yang sudah lama terjadi di tempat ritual itu gam baru pertama aku merasakan kesaktian seperti itu jawab Budi perlahan sambil menggerakkan kepalanya hingga rambut gondrongnya itu kembali ke belakang anehnya Budi hanya melihat ke arah air di dalam kobakan sementara Gamma tidak percaya bahwa tempat ini benar adanya apalagi beberapa Sukma anak-anak sudah ia lihat termasuk Rara air berarti di depan dua batu yang sudah pernah Abah tutup gam kamu ingat beberapa tahun ke belakang ucap Budi tiba-tiba 


sungai di depan sana aku tahu sesuatu jawab Gamma dirinya tiba-tiba bergejolak merasakan hal aneh dalam tubuhnya apalagi dari tadi kiriman doa terus Ia berikan kepada kilang Samana aku sudah tidak sabar ucap budi dengan sangat kesal apalagi Kliwon sudah kembali bergerak ke arah pohon-pohon yang lain untuk membuka jalan dan meong Hideung mengikuti langkah agama aku tahu cara memancing wewe gombel itu agar tidak laris seperti tadi kita hadapi tanpa mengeluarkan Leo hidden bisigama sudah memahami Kenapa Karni membawa seluruh kemenyan hitam di tempat barusan terlihat sedikit keraguan dari raut wajah Budi ketika mendengar ucapan Gamma namun ia sadar lelaki yang kini berjalan di depannya itu tidak mungkin membuat perhitungan yang salah Sementara itu di sisi lain dengan langkah yang tergesa-gesa sambil memanggul karung berisikan kemenyan hitam Karni baru saja tiba diantara dua batu paling besar yang ada di dalam lubang sasar bersebelahan tidak jauh dengan sungai yang cukup deras bisa cepat sampai mereka berdua ke tempat ini ucap Karni sambil mengatur nafasnya yang sudah ngos-ngosan dengan cepat Ia membuka baju yang sudah penuh dengan keringat Sudah saatnya Jangan sampai aku mati seperti Sugi bisik hati karena langsung mengambil beberapa kemenyan hitam sebagian sudah menjadi serbuk dan ditaburkan ke seluruh tubuhnya itu hingga 


menjadi hitam karena sudah mengerti akan apa yang harus ia lakukan sambil menanti seseorang yang akan segera datang hingga suara langka yang digesekan ke tanah sudah Karni dengar semakin dekat membuat ia langsung menundukkan kepalanya langkah perempuan itu membuat dua payudara yang menggelantung panjang ikut bergerak rambut panjangnya mampu menutupi seluruh bagian punggung dan hanya mengenakan selendang yang kini sudah berada tepat dihadapan Karni senyum lebar dari wajah hancur dari perempuan itu sudah terlontar Ia sangat senang melihat Karni melakukan tugasnya dengan baik bahkan tubuhnya sudah sangat hitam Jangan biarkan melewati tempat ini karena hanya menundukkan kepalanya perlahan tiba-tiba tangan perempuan yang sudah tidak mempunyai kuku panjang sebelah itu akibat terkena rekaman yang Hideung langsung mengurus pundak Karni tubuh kami bergetar hebat ia merasakan sesuatu yang berbeda masuk ke dalam tubuhnya itu Habisi mereka berdua termasuk dua binatang itu Karni Agar kamu tetap hidup dan tempat ini Abadi bisik perempuan itu di dekat telinga Karni namun langsung kaget manakala melihat dua lelaki dengan langkah yang tergesa-gesa sudah ia lihat dengan jelas mereka datang menjemput kematiannya sendiri di tanah lalu bangsasar ini aku yang akan membuat mereka tidak bisa kembali ucap perempuan itu kemudian meninggalkan Karni dan tiba-tiba menuntun seorang anak yang gema dan Budi cari memasuki lebih dalam Sementara itu di sisi lain langkah Budi semakin tergesa-gesa melihat perwujudan yang sudah agama katakan bahwa kesaktian mereka dikehendaki seribu lembut yang ada di dalam Leuweung ini semua dikenda oleh wewe gombel itu ingat ucapanku Mereka ingin kita kalah menyerah bahkan mati jika terdesak Jangan melawan kesempatan kita sepersekian detik ucap Gama dengan tegas baikan akan aku ikuti ucapanmu jawab Budi semakin dekat dengan dua batu yang puluhan tahun ke belakang di tempat itulah Mbah Amar menutup leweng sasar agar tidak ada manusia kembali datang ke Leuweung sasar namun sekarang malah salah satu orang kepercayaan Mbah Amar yang berkhianat dengan tubuh yang sudah terbaru kemenyan hitam Karni sudah menunggu Gamma dan Budi 


semakin mendekat apalagi kini matanya sudah merah menyala lelaki tua itu seperti terlahir kembali menjadi sangat muda urat-urat di tubuhnya sangat kuat dan tubuhnya sesekali bergetar begitu saja menerima dengan baik apa yang sudah diberikan wewe gombel barusan Karni tiba-tiba menunjuk tepat ke arah wajah Gama kemudian dengan perlahan bergantian ke arah Budi kepalanya sudah tidak bisa diam terus bergerak bahkan keberadaan Kliwon yang baru saja turun dari pohon dan meong Hideung yang berada didekat kaki Gama bisa karena diketahui dengan mudah sambil Karni melemparkan senyuman anehnya itu sudah masuk apa yang sudah diberikan oleh gombel Karni bakal lebih kuat menghindar dulu saja lebih baik kalian kembali atau mati di tempat ini sama dengan Amar puluhan tahun lalu setelah dari tempat ini mati juga Teriak Kencang Garni Garni Kembali menuju ke arah wajah agama tiba-tiba berlari jauh lebih kencang dengan hanya tangan kosong dan tubuh yang sudah sangat hitam karena tidak akan menyentuh mugam Tenang saja ucap Budi membuat Gamma sedikit mundur dari tempatnya berdiri anak itu akan mati teriakan ini dengan suara yang menggetarkan isi lewang sasar namun ketika sudah semakin mendekat dengan mudah Budi sudah memegang pisau di tangan kanannya malah berlari ke arah Karni aaa pisau itu tepat menancap di bagian perut Karni membuat Budi semakin menekan lebih dalam sekuat tenaganya membuat mata Karni semakin melotot 


dengan nafasnya hampir saja hilang ketika kulit perutnya itu robek rasakan sakitnya Karni bisik Budi di dekat telinga carni menekan dua kali lebih dalam Gamma melihat kini Budi yang terlihat heran ketika bukan darah merah yang keluar mengikuti tajamnya pisau Budi melainkan darah hitam yang kental menyatu dengan kemenyan hitam yang membalur seluruh tubuhnya Karni hanya ini aku tidak akan mati Jalu ucap Karni terbata-bata sambil tersenyum ke arah Budi satu kali hantaman dari kepalan tangan Karni mendarat tepat di bagian wajah Budi yang langsung terseret mundur hingga tubuhnya itu ditahan oleh pohon besar dan langsung mengeluarkan darah di mulutnya Awas teriak Budi sangat kencang ketika malah Gama heran melihat Kliwon kembali meloncat ke pohon dan bergerak cepat ke arah dalam [Musik] lewangsasary sudah berhasil mendaratkan kedua tangannya di leher Gama dengan mata yang semakin menyala merah dan darah hitam terus keluar dari bagian perutnya Gamma berusaha sekuat tenaga melepaskan Ski tantangan Karni yang jauh lebih kuat bahkan nafasnya sudah semakin sesak namun ia masih menyisakan tenaga untuk pergerakan yang sudah ia rencanakan ketika kaki Karni akan menendang ke arah meong Hideung tiba-tiba pukulan kencang mendarat tepat di pundak Karni yang dilakukan Budi sekuat tenaga namun tidak membuat tubuhnya goyah sedikitpun 


tidak sulit untuk membuat kamu mati sama Tunggu aku buat mati dulu saja Si Jalu ini ucap Karni semakin mengeluarkan suara yang berat seperti bukan dirinya dan memukul perut Gama hingga tubuhnya terjatuh karena melepaskan ikan pada leher Gama dan sekarang sudah berhadapan dengan Budi tidak ada pilihan kalian harus mati satu persatu teriak Karni berlari kencang ke arah Budi bahkan beberapa tusukan pisau Budi mengarah ke bagian perut untuk yang kedua kalinya sama sekali tidak berpengaruh apapun rambut gondrong Budi sudah Karni pegang sangat kuat hingga pukulan pada bagian dada dan perut tidak bisa Budi hindari walaupun ia tahan sekuat tenaga sampai seluruh tubuhnya itu langsung bersentuhan dengan tanah Hanya melihat dan tidak bisa bergerak ketika melihat kaki kanan Karni akan segera menginjak kepala Budi Ini yang kamu lakukan pada dua orang anak sekarang kamu merasakan ucap Karni melihat Budi sudah tidak berdaya namun tiba-tiba kepala Karni tertunduk manakala sosok wewe gombel yang sudah berubah wujudnya menjadi sangat besar perlahan mendekat Biar aku saja yang membunuh mereka berdua sementara Gamma memaksakan tubuhnya untuk segera berdiri menggunakan sisa tenaga yang ia miliki aku paham ini saatnya bisik hati Gamma langsung memejamkan matanya perlahan memegang gelang tinggi dalam saku celananya mati kau keturunan Ambar di tanganku teriak wewe gombel dengan kencang menatap tubuh Budi yang akan segera ia tusuk mengenakan kuku panjang di tangan sebelahnya berbunyi itu disadari oleh Karni dan wewe gombel yang langsung melihat ke arah Gamat jangan tersisa berisik ketiga mah sambil sekuat tenaga menghentakkan kaki kanannya tiga kali ke tanah ruang sasar kalau itu tanah sudah dihentakkan tidak akan ada yang bisa lepas dari meong Hideung terdengar oleh Gamma bisikan suara kilan Samana 


manakala wewe gombel itu melihat Gama yang semakin terpejam tiba-tiba meong hidung berlari terbincang-bincang ke arah Karni dan wewe gombel dan seketika tubuhnya menjadi besar hingga tanah ikut bergetar buat bagian dada Karni mendapatkan cakaran jauh lebih dalam daripada pisau Budi sebelumnya dari meong Hideung begitu juga cakaran panjang bak pedang mendarat di bagian samping tubuh wewe gombel yang kini langsung mundur beberapa langkah bahkan ketika ia akan berlari ke arah dalam lewangsasar malah mendapati Kliwon dalam penglihatan mata Gama yang semakin terpejam Kliwon sudah berubah tubuhnya menjadi sangat besar dari alam lain itu Kliwon Menghadang wewe gombel agar tidak bisa masuk lagi di dalam keweungsasar manusia biadab Aku tidak akan mati teriak wewe gombel dihadang oleh meong Hideung dan Kliwon ah satu kali cakaran buas meong Hideung sudah mendarat di bagian kepala wewe gombel hingga bagian kepalanya hampir terputus kini terjangan kuat meong Hideung sudah berada di atas tubuh wewe gombel yang sudah tidak bisa bergerak sama sekali sekarang memberikan perintah pada Mayong hidden bersamaan dengan angin-angin yang semakin kencang hadir seketika kaki meong Hideung mendarat di wajah wewe gombel hingga kepalanya masuk sangat dalam ke dalam tanah hanya tersisa tubuh telanjangnya saja dengan selendang hitam yang 


menempel di tubuhnya dan hal itu disaksikan jelas oleh kedua mata Karni yang sudah menahan tubuhnya di dekat pohon bangun Habisi Karni cepat aku cari Rara cepat teriak agama yang sudah mendapati kami lemah dan seluruh kesaktian yang diberikan wewe gombel itu luntur dengan sendirinya selendang ini yang sudah membawa Rara bisik hati Gama langsung mengambilnya Budi berusaha bangun dengan tenaga sisanya rasa sakit pukulan Karni sebelumnya Masih Membekas dua orang yang hampir kehabisan tenaga itu akan segera menyelesaikan urusannya antara hidup dan mati pergi cari Rara akan aku abisi Karni teriak Budi berjalan perlahan ke arah Karni yang terlihat ketakutan ketika Budi sudah memegang pisau penuh dengan darah hitam malah kami terlihat memaksakan tubuhnya itu berlari dengan luka di bagian perut yang terus ia tutup mengenakan tangannya dan luka di bagian dada yang kini baru saja terlihat mengeluarkan darah merah akan aku kejar kemanapun Karni teriak Budi sangat kencang mengikuti langkah kaki yang terus mengeluarkan darah namun tiba-tiba malah Kliwon mengikuti Budi kembali bergerak dari satu pohon ke pohon lainnya dan hal itu sangat dipahami oleh Gamma bahwa memang Kliwon yang dititipkan cahaya benar-benar bisa diandalkan hingga Gamma mengetahui sesuatu yang harus segera ia selesaikan semuanya Sebelum Pagi tiba meong hidung yang 


masih berwujud besar itu tiba-tiba bergerak tanpa perintah agama kembali terasa getaran di atas tanah oleh bangsasar membuat Gamma cukup heran mungkin ada sesuatu yang tidak kalah penting bisik hati Gamma terlintas di pikirannya dana dan Cahyo yang sedang mengurusi masalahnya di sisi lain dengan berbekal selendang hitam di tangannya Gama sudah berjalan memasuki lebih dalam lubang sasar pikirannya tentu saja cemas pada keadaan Budi yang sedang mengejar Karni dan meong hidung yang bergerak begitu saja harusnya Budi tidak akan mati cepat dan aku yakin Ada hal penting ucap Gama sambil mengatur sisa tenaganya karena masih merasakan sakit di bagian perutnya itu Leuweung dengan segala isinya pepohonan besar ranting-ranting hingga dedaunan yang Gama injak bukanlah hal yang baru baginya Sudah beberapa kali ia pindah dari satu hutan ke hutan lainnya namun kali ini berbeda ia belum menemukan Rara hanya berbekal pandangan matanya yang terus melihat semakin gelapnya luang sasar Gamma tidak henti-hentinya mengirimkan doa untuk kilang Samana dan paham betul Apa yang sedang ia lakukan adalah pertanggungjawaban atas apa yang sudah turun kepadanya Saya minta pertolongan buyut bisik hati Gamma sambil memejamkan matanya Seperti kayu yang dibakar mengeluarkan api itu asap bakal terlihat Kang rasakan pakai hati bisik suara kilang Samana bahkan Gamma melihat sebuah selendang yang terbakar mengeluarkan api dan asap 


Gama langsung memahami sesuatu dari Pesan penuh makna yang dikatakan kilang Samana dan langsung membuka matanya dengan keringat yang sudah membanjiri seluruh tubuhnya itu sambil menganggukan kepalanya penglihatan Gamma sudah berkeliling melihat keadaan lubang sasar yang semakin gelap ia langsung mendapati satu pohon sangat besar diantara pepohonan lainnya yang mengeluarkan asap putih cukup banyak disana ucap Gama langsung berjalan tergesa-gesa menuju asap itu berasal semakin jelas satu pohon itu dari pandangan Gama namun kini Gamma melihat banyak sekali sosok-sosok penunggu Lawang sasar yang mobil ini langkahnya namun pandangan mata-mata merah itu hanya tertuju pada selendang hitam di tangan Gama mereka tidak bergerak sama sekali apa ini yang dimaksud sarebul lembut kek bisik hati Gama ingat pada perkataan kiduduki ketika langkahnya sudah sampai Gamal langsung berjalan ke arah belakang pohon besar Bahkan ia langsung terdiam Alhamdulillah Rara ucap Gama merasa lega Rara dengan tangannya memegang kedua lututnya itu hanya memandang ke arah Gamma dengan wajah pucat kedua bola matanya menatap kosong Gama bahkan baju yang ia kenakan sudah sangat lusuh dan kotor Rara ini Bapak ayo kita pulang Mang Jaka dan Maeda nunggu Rara di rumah ucap Gama terus mendekat ke arah tubuh Rara Rara hanya menggelengkan 


kepalanya secara perlahan sambil melihat kearah selendang yang Gama pegang ayo sini ucap Gama sudah dekat sekali dengan Rara baru saja mulut Rara dengan bibir yang sangat pucatnya itu akan berbicara tiba-tiba matanya terpejam dan tubuhnya yang sedang duduk itu terjatuh ke belakang hingga mengenai pohon yang mengeluarkan akar-akar kecil Rara Bunda Gama sangat panik langsung memangku tubuh Rara kita pulang ucap Gama dengan sisa tenaga berjalan melewati para sosok hitam yang semakin mendekat tubuh Rara Anak Yang Malang nasibnya itu sudah berada di pangkuan Gama sudah bisa dipastikan bahwa Rara masih bernyawa namun keadaannya benar-benar lemas setiap langkah Gama yang menginjak tanah Leuweung sasar dan ranting-ranting itu terus saja diikuti para lembut hingga melewati sosok wewe gombel yang kepalanya masih tertancap di tanah tenang rak bapak akan bawa kamu sampai rumah ucap Gama semakin berjalan cepat sudah tidak memperdulikan sosok-sosok hitam penuh 


bulu yang terus mengikutinya jangan sampai mereka mengikuti selendang ini bisik hati segala cemas namun ia sudah tahu apa yang selanjutnya akan diperbuat langkah gambar terus menyusuri dalamnya lawangsasar ia sudah tidak tahu tempat Pukul berapa saat ini Namun pekatnya gelap malam ini dan angin yang tubuhnya itu rasakan memberi pertanda bahwa malam akan segera berakhir Seharusnya masih hidup ucap Gama melawan rasa cemasnya bahkan merasa tidak akan cukup tenaganya untuk membawa Rara sampai ke rumah mak Endah dengan kondisi tubuhnya yang terus melemah apalagi pertanda keadaan Rara belum bisa segera Gama Sadarkan dengan cepat sementara itu setiap langkah kaki Gamma yang sudah berada di ujung dalam lewang sasar terus diikuti sosok-sosok hitam namun sudah tidak pernah lagi kepala Gama melihat ke belakang apalagi kini pandangan matanya sudah beberapa kali gelap dan keringat terus mengalir di tubuhnya tahan Rara bapak akan bawa kamu keluar dari tempat ini ucap Gama terus memangku tubuh Rara hanya detak jantung Rara saja yang terus Gamma pastikan burung-burung hitam sudah kembali Gamma dengar suaranya dari atas pepohonan yang tinggi memberikan pertanda sosok-sosok hitam hanya berhenti manakala kaki Gama melangkah keluar dari lubang sasar sedikit lagi ucap Gama berusaha menghabiskan sisa tenaganya apalagi angin dini hari menerpanya dengan sangat dingin dalam langkah Gama di sisa tenaganya 


baru disadari ketika melihat ke arah tanah banyak sekali bekas Tetesan Darah yang mengarahkan pada persimpangan jalan Bahkan ia langsung menghentikan langkah kakinya jangan sampai jalan itu menuju rumah Karni ucap Gama dan bersama [Musik] mu sebuah kisah yang ditulis oleh Kartini sampai jumpa di bagian berikutnya terima kasih atas perhatiannya wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh alhamdulillah [Musik]

Posting Komentar untuk "KISAH MISTERI - LEWEUNG SAREBU LELEMBUT - PART 7"