KISAH MISTERI - LEWEUNG SAREBU LELEMBUT - PART 1

 KISAH MISTERI - LEWEUNG SAREBU LELEMBUT - PART 1

sejatinya makhluk paling sempurna bernama manusia malah yang menghendaki kesesatan di atas tanah paling terkutuk itu kembali terjadi mengabdi tunduk dan tersesat adalah harga yang setimpal atas apa yang mereka inginkan hanya budak yang harus memenuhi keinginan sang Tuan sekalipun tumbal nyawa darah daging harus diberikan alam dan kehidupan mempunyai janji Barang siapa yang menghianati balasan terus mengikuti dari hidup sampai mati selamat memasuki lawan sarebu lelembu di atas tanah ini manusia menjadi budak tumbal darah daging dan nyawa sudah sepantasnya diberikan untuk sang tuan lelakon dengan kurun yang lama berusaha jerih payah menyembuhkan sebuah luka yang teramat Membekas dan menyakitkan denda membara tidak akan pernah berjumpa dengan padam sebab musabab membatu kuat yang takkan pernah pecah itu mengubur dalam sebuah kejadian yang mempunyai harga setimpal harus dibayar lunas dan tuntas manakala seorang lelaki bernama lengkap 

KISAH MISTERI - LEWEUNG SAREBU LELEMBUT - PART 1

Jalu kertarajasa atau Budi harus menerima dengan lapang tanpa adanya lagi pilihan ketika nyawa kedua orang tuanya harus melayang dalam waktu berdekatan dengan cara tragis agar dia bisa terlepas dari ikatan yang menjerat sebagai juru kunci lobang sasar luka yang hampir saja sembuh dan ingatan yang hampir saja bisa melupakan pada kematian kematian kedua orang tua kandungnya mawarsih dan bah Amar kini berhembus sebuah kabar terbawa oleh angin sampai di kedua telinga batang Budi itu masuk Lawang sasar dari kampung Wetan tilas Jaja ada yang membukanya dengan sebuah selendang yang teramat Sakti dan ada seribu lembut telah menghendaki agar segala sesuatu yang pernah terjadi terulang kembali dan makhluk paling sempurna bernama manusia menyesatkan diri Dharma garisan hidup membawa Budi untuk mengetahui asal muasal Kenapa hal itu bisa terjadi dan terpaksa harus melanggar sebuah janji kembali ke sebuah tempat dimana dia dilahirkan dari jauh hari kiduduki sudah mewanti-wanti untuk kali ini tidak cukup hanya kalian berdua kita membutuhkan bantuan secara serempak kabar telah sampai pada digjaya digunagama perihal hilangnya siswi perempuan di tempat Gamma mengajar bernama Rara Febriani yang tidak masuk akal anak dengan Paras cantik dan jelita itu harus menerima keadaan hidup yang berbeda di usianya sekarang tidak bisa mengelak dari segala cobaan hidup yang sulit dan perih terpaksa ditinggalkan kedua orang tua kandung tanpa adanya sebuah alasan adalah luka yang sangat mendalam dan Membekas malah kenyataan lain menghampiri Rara jauh lebih parah perih 


dan tidak pernah terbayang dalam hidupnya hal seperti itu bisa terjadi takdir berkehendak lain Akankah Apa kabar yang tiba secara serempak kepada Gama dan Budi ada keterikatan erat dengan misteri Hilangnya Rara dan atas kehendak seribu lembut di Lawang sasar bantuan dari siapakah yang akan segera tiba agar denda membara yang sedang bergejolak dalam tubuh Budi bisa dituntaskan hanya dengan segera ataukah Gama kembali mendapati hal lain dari lelaku kilang Samana yang akan kembali turun kepadanya bersama Mayong hidungnya itu sementara itu setelah belasan tahun berlalu burung-burung hitam misterius sudah terlihat kembali berterbangan di atas Leuweung sasar membawa sebuah pesan dari sarebula lembut bahwa akan terjadi pertumpahan tumbal dan nyawa sebelum kita masuk ke part 1 samper nyawa Mari kita berdoa bersama ini dia selengkapnya bagian pertama samper nyawa doang [Musik] [Musik] Ayo ikut dengan ibu ibu datang untuk menjemput kamu Ra trik Sinar Surya yang sedari tadi sudah meninggi baru saja perlahan turun bersama Awan Biru Indah menghiasi langit akan tetapi tidak seindah sebuah garisan takdir yang harus diterima dengan lapang oleh seorang anak perempuan anak itu sedang berjalan mengelilingi Kampung Bukan Boneka cantik dan lucu yang berada di genggaman tangannya melainkan wadah tampah terbuat dari rotan berisikan penuh berbagai macam 


gorengan yang baru saja matang berkali-kali keringat dilapnya mengenakan handuk kecil tersampai di bahunya kerudung rusuh tak pernah diganti itu terus menempel menutupi rambut indahnya sandal jepit tipis yang dikenakannya itu hampir bisa merasakan panas tanah yang sedang ia bijak dalam hati tulusnya selalu berucap harap jualan gorengan hari ini cepat terjual habis agar bisa kembali sebuah rumah yang bisa runtuh kapan saja Rara Sini teriak seorang ibu langganan dari depan teras rumah pasti akan membeli lebih banyak gorengan yang Rara jual bukan karena suka terlebih kepada tidak tega apalagi anak ibu itu seumuran dan satu sekolah dengan Rara Maaf Bu seperti biasa ya tanyalah sambil tersenyum walaupun hatinya berkata lain manakala melihat ke arah teras sebelah rumah melihat pemandangan menyakitkan tersirat dalam hati Rara Febriani melihat anak-anak seumuran dirinya sedang bermain riang gembira menikmati libur panjang semester besar keinginannya untuk bisa bermain seperti itu namun untuk sekian kalinya lagi harus kalah dengan kenyataan ia harus memperjuangkan hidupnya Iya 10.000 jarak campur saja eh Rara Kenapa tidak ikut sama bapak dan ibu saja tinggal di kota sana katanya sekarang udah kaya raya bisa tuh sekalian video sekolah ke sana jualan begini Udah kan Ya ada 2 tahun berdarah hanya tersenyum dengan sangat cepat menghitung gorengan yang sudah ia tempatkan di atas kertas nasi tidak lupa beberapa cabai hijau berada di sampingnya Rara 


tidak tahu kalau soal bapak sama ibu Iya Bu ada 2 tahunan dari kelas 4 ini sekalian bantu Mang Jaka sama neh Endah bisa meringankan pekerjaannya Ibu langganannya hanya tersenyum malah hatinya semakin tidak tega selain memang Rara anak yang pintar dan penurut bahkan jika dibandingkan dengan anaknya yang hidup serba berkecukupan itu perbandingannya Jauh antara langit dan bumi ajakan teman perempuan satu kelasnya untuk mengajak bermain Rara tolak dengan lembut dan berjanji kalau ada waktu luang pasti datang ke rumah ini lagi walaupun hal itu mustahil terjadi bukan karena paksaan Mamang dan neneknya untuk berjualan melainkan dorongan dirinya yang lebih kuat karena sebuah alasan Rara harus kembali berkelahi dengan waktu mengubur semakin dalam dunia bermain untuk anak seumurannya itu kakinya kembali melangkah berkeliling Kampung sebelum matahari semakin menurun hari ini apalagi barusan melihat jam di rumah Ibu pembeli menunjukkan pukul 02.00 siang lebih hati kecilnya kembali bertanya setiap ada orang yang membicarakan ibu dan bapaknya seperti barusan namun di usianya sekarang terpaan hidup dan kesulitan bisa membuat Rara jauh lebih dewasa dari anak seumurannya waktu berputar dengan cepat adzan Ashar baru saja berkumandang wadah tambah berisikan gorengan hanya tersisa hitungan jari bersamaan dengan botol air minum yang sudah hampir 


habis yang ia Bekali dari rumah dompet lusur Rara sudah berisikan uang kertas dan receh tujuan selanjutnya adalah pasar untuk berjumpa dengan Mang Jaka yang pasti sedang bersiap di lapak dagangannya akan berjualan gorengan sampai larut malam kok tumben ada mobil bagus berhenti di depan lapak majaka padahal belum mulai jualannya bisik hati Rara melihat manjaka dari kejauhan sedang berbicara serius dengan raut muka kesalnya seketika perempuan cantik yang usianya lebih muda dari Mang Jaka sudah kembali masuk ke dalam sebuah mobil tanpa melihat Rara yang berjalan jauh di belakangnya diikuti lelaki dengan perawakan gagah berbadan gempal tadi siapa Tanya Rara penasaran lalu menyimpan wadah tanpa yang masih tersisa sedikit lagi gorengan jualannya itu tidak lupa dompet lusuh berada di atasnya eh ra jawab Mang Jaka sangat kaget itu tadi orang yang mau beli saja adonan saja belum siap Eh gimana ra habis dagangannya lanjut mengerjakan berusaha mengalihkan pembicaraan karena sudah hafal dengan sifat Rara yang mempunyai rasa penasaran tinggi bagus mobilnya ibunya juga tadi kelihatan dari jauh cantik sekali tetap saja Rara mengutarakan apa yang ia lihat barusan Ma ng Jaka tidak menjawab lagi langsung menghitung uang dari dompet Rara dalam hatinya tidak ingin cepat memberitahu siapa lelaki dan perempuan yang barusan datang karena ia masih mempertimbangkan dengan mata tidak ingin membuat Rara mengalami kejadian paling menyakitkan untuk kedua kalinya ia masih ingat Bagaimana tangisan kejar Rara yang tak kurung berhenti manakala waktu itu dengan sengaja dan tanpa alasan adiknya perempuan yang bernama Mimin Kusuma Putri dan suaminya Karta Mulyadi pergi dari rumahnya belum waktunya Mang Jaka melihat keponakan perempuannya sedang melamun memakan dengan lahap sisa gorengan Karena setelah istri manjaka 


meninggal janjinya untuk merawat dan membesarkan Rara harus ia tepati tapi tadi Rara lihat sepertinya Amang Kesal ya sama dua orang itu ucap Rara tiba-tiba melihat ke arah Mang Jaka yang sedang mengaduk adonan Ah tidak juga Rak salah lihat kali jawab Mang Jaka sambil tersenyum walaupun dalam hatinya kemarahan masih bergejolak pada pasangan suami istri yang baru saja terlihat batang hidungnya lagi setelah 4 tahun meninggalkan Rara tanpa sebab keadaannya sekarang jauh terbalik aroma bau kemiskinan dan kesulitan sudah tidak ia cium dari Mimin dan karta dengan waktu yang sangat singkat kabar perubahan besarnya itu sudah bergulir menjadi kabar miring di kampung setelah dibawakan bahan makanan untuk Rara dan legenda makan malam Rara sudah berjalan kembali melangkahkan kakinya menuju rumah apalagi baru saja selesai membantu mempersiapkan dagangan Mang Jaka wadah rotan yang sebelumnya berisikan gorengan kini sudah berganti dengan bahan makanan uang yang ia terima dari Untung penjualannya hari ini akan masuk celengan ayam untuk nantinya dipecahkan ketika kenaikan kelas bisa membantu membeli seragam baru atau sepatu baru yang ia inginkan karena sepatu yang biasa dipakainya ke sekolah bagian Soul bawahnya sudah robek hingga tidak jarang panas dan dinginnya tanah juga aspal menyentuh kaos kaki lusuhnya itu benar kata pagama pencipta itu adil dan punya waktunya sendiri untuk memberi jatah bahagia buat hambanya Rara begini juga bahagia ucap Rara dalam hatinya berusaha menguatkan dirinya sendiri agar tidak selalu meratapi kesulitan dan selalu ingat pada pesan dari salah satu guru panutannya selain Pak Hadi wali kelasnya di sekolah langkah Rara yang pelan tiba-tiba menjadi cepat agar segera sampai rumah karena pastinya Endah sudah menunggunya di depan teras bersamanya awan sore yang sudah perlahan tiba dengan sinar kemasannya tidak jarang sapaan warga Kampung kepada Rara diberikannya dengan 


hangat senyuman manis Rara Sudah beberapa kali menjadi jawabannya untuk mereka sambil terus berjalan kini hatinya merasakan sebuah Gejolak batin pada perempuan barusan di tempat dagang Mang Jaka semakin ia abaikan penasaran itu semakin menjadi-jadi langkah Rara tiba-tiba berhenti tatapan matanya seketika terkejut mendapati sebuah mobil yang baru saja mundur dari depan halaman yang tidak terlalu luas Rara terus memandang dengan jeli namun tidak bisa memastikan orang yang berada di dalam mobil karena jendelanya sudah tertutup rapat benar mobilnya sama tidak salah lagi disikati Rara terus memperhatikan mobil yang baru saja menyalakan lampu terangnya itu semakin menjauh dari rumahnya rasa penasaran yang sedari sudah rarak sampingkan kini perlu dipuaskan dan terasa sangat mengganjal akan apa yang sudah dilihatnya barusan apalagi Baru kali ini ia melihat mobil datang ke rumahnya dan tidak mendapatinya Endah duduk di depan teras seperti biasa pintu rumah masih tertutup rapat dan lampu depan belum terlihat menyala harusnya nenek tahu sesuatu ucap Rara langsung mengucapkan salam lalu membuka pintu mendapati seluruh ruangan di rumah kecilnya masih gelap padahal sudah memasuki waktu maghrib Dek nenek ini Rara pulang teriak Rara sambil menyimpan 


wadah tanpa namun malah mendengar suara tangisan dari arah kamarnya indah ada orang selain nenek ucap Rara kaget ketika mendapati bayangan lain dari arah dapur bercampur dengan tangisan yang indah ya semakin jelas ia dengar nenek kenapa teriak Rara kencang mendapatinya Endah dengan wajah pucatnya kepalanya bersandar diranjang kayu yang sudah tua bersama air matanya yang sudah membasahi wajahnya Rara untung kamu baru datang suarane Endah terbata-bata dengan detak jantungnya sudah tidak normal Tangannya sudah tidak lepas dari bagian dada berusaha mengatur nafasnya agar kembali tenang barusan siapa nek Rara lihat ada mobil baru mundur dari halaman depan ya tanya Rara semakin penasaran bercampur rasa panik nek Enda hanya mengagukan kepalanya pandangannya terus melihat ke arah dua bola mata Rara dalam hatinya berkecamuk belum bisa berbicara apa yang ingin kata hatinya sampaikan pada cucu perempuan satu-satunya itu tumbuhnya Rara Ambilkan dulu air minum ucap Rara tergesa-gesa Bahkan ia tidak memperdulikan lampu rumah yang belum menyala karena masih panik melihat keadaan yang indah ketika sampai dapur rarra tidak mendapati orang lain seperti yang dilihatnya barusan ketika pertama kali masuk rumah jendela dapur yang sudah hampir terlepas dari temboknya masih terbuka perlahan bergerak terkena angin yang 


bersamaan dengan Gelap Malam sudah tiba apalagi adzan maghrib baru saja selesai berkumandang secara perlahan rarra mengambil gelas di rak tua yang hampir rusak membawanya ke arah teko dirinya merasakan hal lain yang tidak biasa ia rasakan hanya ditemani suara jendela yang terus bergerak terkena angin ujung matanya perlahan melihat samping kanan dan kiri sebelum menuangkan air minum ke dalam gelas tiba-tiba berhenti di sebelah kiri yang sejajar dengan pintu dapur dari gelapnya dapur ia melihat gelap lain yang lebih pekat sedang berdiri mematung bukan bukan orang bisik hati Rara dengan cepat melangkah tanpa melihat ke arah pintu dapur bahkan air minum dalam gelasnya itu tumpah setengahnya karena tergesa-gesa Rara teriaknya indah dari dalam kamar sebentar nek tunggu jawab Rara dengan cepat menghidupkan semua lampu ruangan berwarna kuning yang hampir padam kecuali lampu dapur Apa yang dilihat Rara barusan dengan ujung matanya kini berubah kenyataan bayangan menjulang hitam itu sampai terlihat melewati batas dapur dan ruangan tengah Masih Berdiri tanpa berpindah dan bergerak sedikitpun semakin jelas dengan rambut panjangnya menjalar tanpa mengenakan sehelai pakaian hanya ditutupi sebuah selendang panjang Rara tubuh Rara langsung berbalik dengan kaget gelas plastik yang berada dalam genggaman tangannya Rara terjatuh bersama sisa air minumnya kamu lihat apa Sampai segitu nyara ucapnya Endah heran sudah berdiri di belakang Rara melihat cucu perempuan satu-satunya itu tubuhnya bergetar dari wajahnya Rara tiba-tiba berubah menjadi pucat dibarengi sudah keluar keringat Sementara itu di sisi lain berbagai gorengan sudah berjajar hangat di atas wadah tanpa rotan beberapa kali Jaka sudah melayani pembeli dengan sangat ramah walaupun perawakannya yang tegap tidak jarang Senyum Dan keramahnya itu yang membuat orang-orang datang kembali ke lapak dagangannya sedari tadi pikirannya berkecamuk tidak seperti 


biasa kecemasan terus Jaka rasakan terlebih untuk keponakannya itu karena tidak mudah baginya untuk berbicara kepada Rara mengutarakan keinginan adiknya Mimin dan karta suaminya Jak Jaka Lamunan Jaka buyar mendapati Ojan sahabat satu kampungnya baru saja tiba di lapak sedang mengatur nafasnya yang ngos-ngosan can Ada apa ambil saja kalau mau gorengan ucap ciakam masih heran Barusan aku pas lewat depan rumah kamu kelihatan mainnya seperti lagi nyari bantuan Rara sakit dan aku disuruh mainnya Segera kasih tahu kamu jawab Oh jangan sambil mengambil satu gorengan tumben Jon ra rata di sore datang ke sini juga masa tiba-tiba sakit tegas Jaka masih tidak percaya dengan kabar yang disampaikan Ojan malam ini apalagi malam semakin larut aku lihat juga tadi sore Mimin sama suaminya datang ke rumah kamu pakai mobil mewah udah kaya raya yah si minjak kirain kabar saja yang aku dengar dari warga Kampung jawab Ojan sambil mulutnya mulai terus mengunyah jaga dagangan Jan kalau udah tutup aja antarkan semua barangnya ke rumah bentak Jaka tiba-tiba hampir saja membuat Ojan tersedak dengan ucapannya itu walaupun perintah seperti ini bukan kali pertama Ojan dengar di bawah langit malam yang sudah semakin pekat langkah kaki Jaka sudah tergesa-gesa tidak ingin segala kecemasan pada Rara membuahkan sesuatu buruk yang terjadi apalagi Ia juga sudah mendengar tentang perubahan cepat Mimin dan karta hingga menjadi kaya raya dari hal yang masuk akal sampai sebaliknya jangan sampai akibat kedatangan ingin ke rumah misi ke hati Jaka sudah belasan bulan ia selalu tidak peduli pada perubahan adik perempuannya itu namun kali ini hatinya goyah dari kecemasan menjadi ketakutan beruntungnya jarak dari pasar menuju Kampung tidak terlalu jauh di bawah waktu 15 menit setelah melewati Perumahan warga halaman rumahnya sudah terlihat namun langkahnya tiba-tiba tidak terhenti ngapain nenek di belakang jam segini ucap Jaka melihatnya 


Endah dari bagian samping berjalan dari arah hamparan kebun milik tetangganya itu hanya rambut putih yang terurai panjang yang Jaka lihat sangat jelas walaupun bukan kebiasaannya Endah keluar rumah tanpa mengenakan penutup kepala Begitu juga dengan langkahnya terlihat lemas sekali membuat Jaka langsung melangkahkan kakinya menuju halaman belakang untuk memastikan apa yang tidak biasa dilihat kedua matanya karena Jaka yakin nek Enda baru saja masuk ke dalam dapur membuatnya langsung menekan pintu dapur dengan perlahan aneh Masih terkunci bisik Jaka terbata-bata ketika menekan pintu dapur kepalanya perlahan berbalik memperhatikan sekitar halaman belakang yang tidak terlalu luas itu kedua tangannya mengeluh sebagian pundak karena merasa ada yang memperhatikannya nenek terlihat Jaka sambil menutup pintu cukup keras karena hanya mengenakan kayu sebagai slot kunci sehingga pintunya itu bisa sedikit terdorong dari celah pintu yang terbuat dari kayu tua Jaka melihatnya Endah segera mendekat namun penglihatannya mendapati hal aneh dari dalam dapur hehe ini Jaka bukan rek teriak Jaka jauh lebih kencang karena yakin Endah baru saja masuk melalui dapur tunggu sebentar membuat tangan Jaka yang berada di kayu pintu tiba-tiba berhenti 


suara yang barusan kencang keluar dari mulutnya itu mendadak diam dari celah pintu itu terlihat bukan seperti legenda yang mendekat apalagi suara barusan jauh berbeda dan baru pertama kali ia dengar Jaka Kirain siapa Tunggu suaranya Indah sudah terdengar dari arah dalam rumah membuat pintu dapur itu seketika terbuka membiarkan apa yang sudah aja kalian dan dengar lama sekali nek dari mana barusan tanya Jaka masih terlihat panik lah Nenek dari tadi Lihat kondisi Rara aja nggak kemana-mana juga dalam kamar Rara membuat Jaka langsung terdiam mematung baru saja sadar nek Endah ibunya itu masih mengenakan tutup kepala rambut putihnya tidak terurai ke belakang seperti apa yang dilihatnya barusan tadi siapa Puncak Jaka perlahan mulai merasakan kejanggalan yang terjadi di rumahnya sambil memperhatikannya Endah sudah masuk ke dalam kamar Rara yang berdekatan dengan dapur bahkan Jaka terus merasakan keanehan yang terjadi di dapur yang hanya berlantaikan tanah itu Jaka langsung berjalan ke dalam rumah setelah menutup pintu dapur mengikuti Endah masuk ke kamar Rara tanpa ia sadari sosok hitam sudah berdiri tegak di dekat pintu dapur mengelus rambut panjangnya dengan perlahan mengeluarkan senyuman yang sangat menakutkan gimana dagangan kamu sudah dititip Ojan jangan terlalu berisik takut terhadap bangun ucap mah Endah pelan sambil berdiri dari kasur lantai Rara Jaka mendapati wajah keponakan perempuannya itu sudah perlu dengan keringat matanya sedang terpejam lelah sudah Mak Ojan yang jaga sampai tutup tinggal setengahnya lagi kok kita bicara di meja saja takut Rara dengar jawab Jaka sambil kedua matanya terus berkeliling merasakan keanehan di rumah yang sudah ia tempati sejak kecil itu maenda sudah berhadapan dengan Jaka duduk di meja tua yang terdapat tiga kursi tatapan Jaka tidak jarang melihat ke arah kamar Rara dan dapur untuk terus 


mengikuti rasa penasarannya sementara jam tua yang menempel di tembok rumah yang hampir saja rubuh sudah menunjukkan pukul 10 malam Mimin sama Karta ingin membawa Rara ke rumahnya di kota sana tidak kasih izin ucapan kata membuat Mak sakit hati Jak hal yang sama juga mereka katakan kepada jakama beruntungnya tadi sore Rara belum sampai di lapak Apa mungkin Rara kenal juga sama ibu dan bapaknya yang sudah berubah itu Mak mak Enda hanya menggelengkan kepala anak dan ibu itu masih ragu untuk membicarakan hal yang lebih penting tentang kabar dari Mimin beberapa menit pikiran mereka berkecamuk memikirkan dari mana awal obrolan akan mereka mulai terlebih Jaka Sudah beberapa kali bulu pundaknya berdiri melihat ke arah maendah karena sudah mendapati ibunya itu di luar sebelum ia masuk ke dalam rumah Jaka ucap maendah mendahului memutuskan untuk membicarakan hal ini kepada anak lelakinya yang sekarang terlihat malah melamun melihat ke arah kamar Rara semoga saja omongan para warga kampung tentang Mimin dan serta salah ya Ma jawab jaga perlahan mengetahui apa yang akan maendah bahas untuk pertama kalinya sejak 4 tahun ke belakang ketika Mimin dan karta meninggalkan rumah buktinya sudah beredar bahkan sudah sampai ke telinga Emak Mereka pergi ke arah barat untuk mencari kemudahan ke sebuah Leuweung bersamaan dengan usaha Karta yang melesat tidak masuk akal sementara itu Tanpa mereka berdua ketahui dari arah kamar kedua mata Rara sudah sejak tadi terbuka menguping obrolan Jaka dan maenda membuat ingatan kepada ibu dan bapaknya ketika Rara masih kecil ia ingat kembali rekaman wajah cantik Mimin yang hampir mirip dengan Nara sudah terpampang jelas dari pekerja bangunan mandor pemborong sampai sekarang yang memegang Proyek besar sudah Karta lakukanlah dalam waktu yang singkat itu yang jadi masalah Aku tidak percaya kepada Karta termasuk apalagi semudah itu ingin membawa Rara setelah 4 tahun hilang tanpa kabar tidak ingin hal buruk menimpa Rara ucap Jaka sedikit kencang dan kabar pesugihan itu tidak ada yang mengetahui kebenarannya Ma tapi aku tidak akan mudah melepaskan Rara pada orang tua yang tidak bertanggung jawab lanjut Jaka semakin kesal Pak Enda hanya terdiam membenarkan Semua ucapan yang keluar dari mulut Jaka ia tidak berani membicarakan ulang cacian yang keluar dari mulut anak perempuan dan suaminya itu karena tidak mau terjadi 



pertengkaran terlebih mengetahui betul sikap Jaka yang pasti akan marah besar manakala ibunya itu mendapat hinaan Ya sudah sementara jangan sampai ratau hal ini mereka bilang kalau tidak diizinkan akan membawa Rara dengan paksa dua atau tiga hari lagi ke depan mereka akan datang lagi ke rumah ini ucap indah Jaka tidak mempedulikan ucapan maenda kulit dahinya itu sudah mengkerut ketika melihat bayangan seseorang berada tepat di kamar ra persis seperti maenda yang barusan ia lihat berdiri di kamar Rara sebelum duduk berhadapan dengannya Jaka lihat apa kamu ini sampai mak elak memutar posisi duduknya melihat ke arah kamar Rara penasaran apa yang telah Jaka lihat baru saja percakapan antara maenda dan Jaka masuk ke telinga Rara dengan jelas dan ia simpan baik-baik Siapa perempuan dan lelaki yang sore tadi dilihatnya itu ternyata orang tua kandungnya kini malah penampakan sosok hitam pekat yang tiba-tiba Rara lihat tanpa mengenakan pakaian hanya tubuhnya yang hitam itu ditutup sebuah selendang hitam sudah berdiri di hadapannya yang masih terbaring lemas keinginan Rara untuk berteriak sudah sangat kuat namun tubuhnya tiba-tiba tidak bisa bergerak mulutnya terkunci rapat sosok hitam dengan rambut panjang terurai sampai lantai itu tiba-tiba menundukkan kepala mendekati telinga Rara Ayo ikut dengan ibu Rara mendengar jelas ucapan dari suara yang sangat menakutkan bahkan 


wajah sosok hitam itu sudah ia lihatnya menggunakan ujung matanya tangan hitam dengan kuku panjangnya terus mengelus-elus rambut Rara dengan perlahan ibu datang untuk menjemput kamu Ra sementara itu Rara Rara sadar sadar ucap maendah panik melihat tatapan mata Rara melotot kosong keberadaan neneknya dan Jaka tidak ada pedulikan sama sekali Kenapa jadi begini Pak tadinya Kalian ada yang masuk Mak ucap Jaka langsung memeriksa dapur namun ia tidak mendapati apapun ya Siapa yang masuk Jak jawab Pak Enda terus memperhatikan mata Rara yang perlahan telah begitu saja Jaka berencana membawa Rara besok rumah sakit atau sekedar membeli obat ke Apotek keuntungan berjualan gorengan hari ini bisa sedikitnya membantu keadaan Rara hal itu langsung disetujui Nah apa Rara tiba-tiba begini akibat kedatangan ibu dan bapaknya jahat tapi untuk apa ucapan Anda tiba-tiba Jaka hanya menggelengkan kepala pandangannya terus memperhatikan keponakan perempuan yang teramat malang itu biasanya dengan ceria membantu Jaka menghitung penghasilan dagang kini hanya terbaring lemas besok juga sembuh Mak Rara anak yang kuat ucapan yang keluar dari mulut Jaka hanya menguatkan dirinya sendiri dan mencoba membuang segala kecemasan akan kejanggalan yang 


terjadi malam ini sementara pikirannya terus berkecamuk akan perbuatan apa yang sudah Mimin lakukan dan kenapa harus kembali ke rumah sementara itu maenda sudah terbaring di sebelah Rara tangannya terus mengusap-usap bagian rambutnya pikirannya terus Mengulang dari mana Mimin dan karta dengan sangat tega ber binatang pergi begitu saja meninggalkan anak yang malang ini dalam hatinya tersirat perlahan mempertanyakan kebenaran pesugihan yang dilakukan anaknya itu Leuweung mana yang Karta dan Mimin datangi jangan sampai berimbas pada Rara bisik hati ma Enda maaf jika tidak ke pasar lagi mau istirahat saja sambil menunggu Ojan antarkan barang-barang dagangan ini sudah terlanjur malam juga Paling sebentar lagi datang ucap Jaka sambil berdiri di dekat pintu kamar Rara pintu yang hanya mengenakan kain saja sebagai penutupnya sementara itu berbatang-batang lintingan tembakau sudah berjajar di atas meja sudah dua lintingan Itu Jaka hisap perlahan setelah memastikan maendah dan Rara yang sudah tertidur lelap walaupun keringat terus Jaka lihat di bagian wajah Rara mungkin Sakit biasa hanya capek biar besok jangan dulu keliling kampung tinggal 4 hari lagi darah liburnya telah selesai dan harus masuk sekolah lagi ucap Jaka sembari membakar lintingan tembakau walaupun tidak Biasanya malam ini rasa ngantuk tiba sebelum waktunya padahal jam sudah 


pukul 11 malam dan tidak akan lama Ojan pasti tiba asap lintingan tembakau yang berada tepat di ujung asbak kayu itu terus menemani Jaka yang sudah beberapa kali menguap ketika wajahnya sudah menempel di meja urat-urat matanya terus menahan agar matanya tidak terlelap berhara dia akan melihat samar-samar tubuh Rara keluar perlahan dari balik kain penutup kamarnya walaupun ia sedikit heran karena Rara sudah mengenakan selendang yang tidak pernah IA lihat sebelumnya selendang panjang yang menyelimuti tubuhnya ibu itu mulut darah hanya terbuka tanpa mengeluarkan suara tangannya menuju ke arah dapur untuk menjawab lambaian dari tangan hitam yang mempunyai kuku panjang Jaka masih tidak mengerti apa yang dimaksud Rara sudah kalah dengan rasa berat di matanya sekuat tenaga mencoba agar kepalanya bergerak untuk bangun namun kembali terjatuh di atas meja Rara hanya terus melangkah dengan perlahan semakin mendekat ke arah perempuan berambut panjang yang terurai sampai lantai dapur tanpa menggunakan sehelai busana karena selendang yang awalnya ia kenakan sudah berpindah menyelimuti tubuh Rara Ayo kita bermain Rara Ada tempat permainan yang sudah menunggu ibu akan menemani kamu jangan kembali lagi ke rumah ini tempat kamu bukan di sini kepala Rara hanya mengangguk dengan wajah semakin pucat masuk ke dalam pelukan perempuan yang sekarang sedang tersenyum sangat menakutkan menyerupai Mimin ibunya terus mengelus rambut Rara bukan untuk pertanda kasih sayang namun sebaliknya hanya suara pintu dapur yang terbuka perlahan terkena angin kencang malam ini angin itu masuk ke dalam rumah membuat Mak Endah dan Jaka semakin terlelap dalam tidurnya beberapa kali hendakkan suara pintu dan kain penutup kamar Rara bergerak namun tidak sanggup membuat Jaka dan maendah terbangun tumben pintu dapurnya masih 


terbuka tidak biasa hanya ucap wajahnya berjalan tergesa-gesa bambu panjang sudah menempel di pundaknya sebagai alat pemanggul dua wadah yang berisikan barang dagangan Jaka seketika berhenti langkahnya sebelum masuk ke dalam dapur yang pintunya terus bergerak terkena angin Bahkan ia juga sudah merasakan tidak biasanya Angin Malam ini begitu panjang matanya terus berkeliling memperhatikan sekitar memastikan ada sebuah bau aneh yang ia hirup masuk ke dalam lubang hidungnya bau apa ini kedua bola matanya tiba-tiba berhenti manakala melihat ke arah Hamparan tanah yang menjadi lantai dapur terlihat banyak serbuk-serbuk kemenyan hitam namun anehnya mengeluarkan bau yang menyengat seperti sudah ada yang membakarnya Jak Jaka teriak Ojan masuk ke dalam rumah dengan tergesa-gesa mendapati Jaka Sudah terlelap tidur di meja bangun Jak bangun kedua tangan Ojan sudah berada di pundak Jaka menepuk berkali-kali dan kok bisa masuk Perasaan pintu dapur aku kunci jawab jaga perlahan masih merasakan rasa ngantuk yang tidak biasa kunci kunci matamu pintu dapur terbuka gitu di dapur aku lihat ada serbuk kemenyan banyak ini kecium juga kan kamu baunya Jaka langsung tersadar manakala bau kemenyan itu sudah ia cium juga apalagi matanya ketika melihat ke arah kamar Rara ia langsung bangun dan berjalan tergesa-gesa menuju kamar Rara bangun Rara tidak ada Ma ucap Jaka panik sudah tidak mendapati keponakannya itu tidak ada di dalam kamar hanya suara dengkuran mak Endah yang terdengar bahkan Jaka langsung menepuk pundak mayat berkali-kali Mak Endah yang baru saja membuka matanya langsung kaget cucu perempuannya itu sudah tidak ada di sebelahnya langsung berdiri dan mengikuti langkah Jaka yang sudah menuju dapur aku sampai pintu sudah terbuka Jak ucap Ojan berusaha menenangkan Jaka dan Mak Endah yang sedang melihat ke arah lantai dapur tangan Manda sudah mengambil potongan kecil kemenyan hitam kepalanya hanya mengangguk berkali-kali dan Ayo ikut mungkin belum jauh perginya benar Jaka bukan kemenyan biasa biadab tidak menyangka bukan saja hatinya yang sudah buta ternyata sudah dikuasai iblis bisik hati mah Endah yang masih tidak percaya dengan kejadian cepat malam ini dalam hatinya sudah mengetahui ulah siapa hilangnya Rara malam ini yang baru saja Berganti Hari segala pembicaraan 4 tahun ke belakang itu terbukti walaupun belum pasti loweng mana yang mereka berdua 


datangi Sementara itu di bawah guyuran gerimis dini hari Awan Gelap dan pepohonan menjadi saksi sedang melintas perlahan sebuah mobil Jeep tua baru saja keluar dari sebuah Kampung melewati Tugu perbatasan yang terdapat tulisan mengenakan semen diwarnai cat yang sudah hampir pudar sebuah kampung yang memiliki hutan belantara sudah belasan tahun tidak ada satu orang pun masuk ke dalamnya nama kampung itu adalah Kampung Wetan tilas Jaja beberapa warga kampung yang menyadari turunnya gerimis dini hari ini bukanlah sebuah gerimis yang kebetulan hadir dikala sedang musim kemarau mereka tidak ingin gerimis itu memberikan pertanda dan mengundang malapetaka dari pintu masuk menuju Leuweung sasar yang terdapat dari ujung Kampung apalagi seorang lelaki yang tersisa terikat keturunan sebagai juru kunci sudah belasan bahkan puluhan tahun meninggal kan kampung mereka tidak pernah mengetahui lelaki itu masih hidup atau sudah mati Sudahlah Min jangan melamun seperti itu harusnya kita senang syarat terakhir sudah kita laksanakan ucap seorang lelaki sedang mengendarai mobil dengan perlahan meninggalkan kampung Wetan tilas saja dengan pakaian yang sudah kotor bahkan telapak sepatunya masih penuh dengan tanah sudah cukup kata konsentrasi saja mengemudi hendak Mimin Kusuma Putri masih berusaha menenangkan dirinya akan sebuah ritual 


yang baru saja selesai dilakukan bersama Karta Mulyadi suaminya itu hanya sebuah kecupan yang mendarat di dahi Mimin kecupan penuh arti yang kartabrikan karena dalam hatinya sedang bersorak gembira kala Mobil melewati sebuah jembatan besar dari spionnya masih terlihat jelas hamparan leuweng sasar Apa itu akan menjadi permintaan terakhirnya Karta ucap Mimin terbata-bata seharusnya apa yang sudah kita taburkan di rumah ibu kamu berbuah manis malam ini lihat saja kaca mobil sudah penuh dengan gerimis pertanda baik untuk persembahan kita akan langsung yang datang dan tidak akan sulit jawab Karta berusaha meyakinkan istrinya kembali pasangan suami istri itu sedang memikirkan segala kemudahan dan keinginannya esok pagi yang akan segera didapatkannya dengan sangat mudah Setelah sebuah keputusan besar dalam hidupnya mereka ambil Tanpa mereka sadari perjanjian itu semakin mengikatnya Kamu harus ingat Min rasa sakit hati itu sebanding dengan langkah kita Basuki akan menjaga kita Jangan cemas di dekat telinga istrinya sudah menyadari perempuan lain duduk di belakang jok belakang sedang tersenyum ke arah Karta dan Mimin 4 hari kemudian kabar hilangnya Rara sudah menyebar ke segala penjuru Kampung sampai ke tempat Jaka berdagang Jaka tidak anti-hentinya menelusuri Kampung bertanya kepada siapa saja yang empat malam ke belakang melaksanakan tugas meroda lebih dari 5 titik pos ronda Jaka kunjungi namun jawabannya tetap saja nihil warga tidak ada yang melihat kepergian Rara dari mulai orang terpenting Kelurahan sampai beberapa sesepuh mengenakan caranya masing-masing untuk menemukan cara apalagi kecil kemungkinannya kasus penculikan anak terjadi di kampung itu berbarengan dengan kabar miring dari beberapa warga yang mengaitkan pada keadaan Mimin dan karta yang melesat menjadi kaya raya Jaka 


sudah kamu Ingatkan si Ojan belum agar tidak akan bicara soal kejadian 4 malam ke belakang itu ucap aedah tiba-tiba sudah Mak jangan bisa aku pegang dia bukan orang yang seperti itu juga Jawab Jaka yang sedang menyiapkan adonan untuk nantinya Ojan yang berjualan dan malam ini juga Jaka akan kembali mencari Rara bersama para warga kampung apa Emak tidak punya firasat petunjuk Ma ini sudah hari keempat Rara belum ditemukan aku harus telepon wali kelasnya membeli kabar Ini siapa tahu juga bisa bantu aku ingat Rara dekat sekali dengan Pak Hadi dan Pak agama orang tuanya di sekolah lanjut Jaka semakin cemas membuyarkan Lamunan mah Enda sejak 4 hari kebelakang dirinya terus memikirkan sesuatu hal dari kemenyan hitam yang masih disimpan di lemari tuanya dan Jaka tidak mengetahui 4 tahun lalu pernah terjadi pembicaraan serius antara maendah dengan Mimin berikan kabar dulu saja kak harus ingat semangat Rara menimba ilmu sangatlah besar Emak yakin ini bukan kasus hilang biasa jawab Maela sudah terlihat putus asa aku temui Mimin dan karta malam ini juga sejak mereka berdua kembali ke rumah ini malam ini juga Rara hilang Tidak mungkin mereka bisa lepas dari masalah ini Mak walaupun Rara Dara daging mereka ucap Jaka dengan kesal karena sejak kemarin selalu dihadang nyatanya itu oleh maenda karena tidak ingin masalah ini semakin keruh 


menghindari pertengkaran kedua anaknya itu karena tidak ingin menanggapi ucapan Jaka yang sudah meluap bercampur dengan emosi Maeda lebih memilih menerima tamu para tetangga yang ikut Simpati pada musibah yang sedang menimpanya tidak jarang hal-hal yang berkaitan dengan kepercayaan manakala mencari anak hilang sudah sampai di telinga Maela setelah adonan dagangan selesai berbatang-batang lintingan tembakau sudah Jaka hisap untuk membuat dirinya tenang sambil menunggu baterai di handphone lama yaitu penuh agar bisa menelepon Pak Hadi yang memang selebihnya handphone itu sesekali sering digunakan Rara dimana rak kamu ini grup Jaka sudah menemui jalan buntu melakukan pencarian beberapa kali menyalahkan dirinya sendiri yang tidak becus menjaga Rara Dan kenapa malam itu ia bisa tertidur begitu saja dan tentang ingatan Rara yang mengenakan selendang tetapi ia pikirkan antara malam itu sadar ataupun sebaliknya dirasa waktu semakin sore dan sudah mempertimbangkan apa saja yang akan dikatakannya kepada Pak Hadi segera Jaka mencari Kontak Pak Hadi Assalamualaikum Adi ini saya orang tua wali Rara murid Bapak di sekolah suara Jaka terdengar sedikit gemetar Waalaikumsalam iya apa aja Kak Alhamdulillah saya masih ingat nama bapak gimana Rara semenjak libur semester masih berjualan sama belajar Pak hebat anak itu jawab Adi dengan sangat antusias tidak akan lama bisa berjumpa lagi dengan Rara di sekolah mendengarkan pujian pada keponakan perempuannya itu membuat Jaka langsung lupa dengan apa yang akan dibicarakan Padahal dari tadi sudah disiapkan apa saja yang akan disampaikannya kepada Pak Hadi kabar buruk menimpa keluarga kami pak tatapan mata zakat terus memandang halaman belakang yang tidak terlalu luas apalagi Sinar cahaya keemasan sudah perlahan turun beriringan mendekati waktu maghrib lalu pajak Kak Halo maksudnya kabar buruk gimana ya tanya Pak Hadi sangat kaget tidak 


ingin kabar itu menimpa murid kesayangannya kalau besok Rara nggak masuk sekolah berarti belum ketemu Pak sudah 4 hari hilang dari rumah Astagfirullah apa sudah dicari aja Kak baru saja jaga akan menjelaskan kejadian malam itu dengan sangat perlahan ia menutup panggilan karena kedua matanya sudah menangkap seorang wajah anak perempuan dari jarak yang tidak terlalu jauh dari tempat ia duduk wajah anak perempuan itu sudah terkena cahaya kuning yang semakin pudar semakin memperjelas wajahnya yang pucat Apalagi malam sudah akan tiba tinggal 5 menit tak hanya kini perlahan bergerak melambai berkali-kali ke arah Jaka sambil tersenyum cantik Rara namun tiba-tiba malah terdengar tangisan dan suara teriakan yang melengking kencang dari anak perempuan itu membuat Jaka langsung berlari ke arahnya semakin dekat ia melihat semakin jelas bahwa itu adalah Rara yang sudah lama hilang dari rumah ah namun dengan sekejap mata anak itu hilang yang tersisa hanya sebuah teriakan sampai membuat Jaka menutup kedua telinganya pandangannya hanya melihat sebuah anak ayam kecil yang sudah berada di dekat kakinya anak ayam kecil membuat Jaka perlahan menunduk untuk memastikan anak ayam itu dengan sangat jeli ia yakin itu anak ayam biasa yang induknya dipelihara sama Endah namun ketika matanya sadar Jaka sudah melihat bayangan hitam yang 


menjulang tinggi dengan rambut sangat panjang sedang berdiri di balik punggungnya Jaka hingga bayangan itu sangat jelas ia lihat [Musik] Universe kembali kali ini dengan kasus yang berbeda tentang hilangnya Rara murid dari Gama di Sekolah Dasar di dalam menyelesaikan kasus yang terjadi saat ini yaitu bilawang sarebul lembut kidui sudah mengingatkan bahwa ini tidak mudah Agama dan Budi membutuhkan bantuan sudah tidak sabarkan untuk melihat aksi mereka berempat dalam menyelesaikan long sarebula lembut ini Ya tentu saja kalau bukan gama Budi dan Cahyo nantikan ya bagian berikutnya dan simak terus sampai selesai [Musik] fakta sejarah pamit Terima kasih sudah menyimak sejauh ini ya gak mau di Universe 

Posting Komentar untuk "KISAH MISTERI - LEWEUNG SAREBU LELEMBUT - PART 1"